Mohon tunggu...
fauzil adhim
fauzil adhim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

fighting!!!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

"Konseling Menjawab Problematika Keluarga"

22 Desember 2014   07:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:45 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam setiap keluarga, pastinya pernah menghadapi beragam jenis masalah. Ada beberapa jenis masalah-masalah dalam keluarga yang sering muncul, misalnya : Masalah ekonomi, Masalah ini adalah masalah yang paling sering muncul dan menjadi momok dalam keluarga. Tidak sedikit keluarga yang tercerai berai hanya karena permasalahan ekonomi. Sumber permasalahan muncul karena pendapatan keluarga yang tidak mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari ataupun juga karena keluarga itu terlalu memaksakan gaya hidup yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Masalah komunikasi, Ini adalah dasar dari banyaknya masalah yang muncul dalam keluarga. Tidak lancarnya komunikasi antar anggota keluarga menyebabkan banyak hal yang tidak terungkapkan.  Hal ini terutama berpengaruh pada anak dan remaja yang tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan permasalahan yang mereka hadapi dan pada akhirnya melarikan diri ke hal-hal yang terlarang. Masalah sosial, Permasalahan ini meliputi banyak aspek dalam kehidupan keluarga. Ketidakharmonisan keluarga atau pertengkaran yang sering terjadi merupakan hal yang menjadi ciri masalah sosial. Perbedaan sudut pandang antara kedua orang tua dalam membesarkan anak juga bisa menjadi masalah bila tidak disikapi dengan bijak.

Masih banyak lagi jenis masalah lain yang sering mucul dalam kehidupan keluarga, namun ketiga permasalahan diatas merupakan jenis permasalahan yang paling sering muncul dalam kehidupan manusia. Jika kita lihat beberapa kasus perceraian di Indonesia pasti tidak lain yang menjadi persoalan adalah salah satu ketiga permasalahan di atas. Remaja yang harusnya belajar dengan tekun ternyata malah memilih membolos sekolah dan cenderung berperilaku agresif. Ini juga disebabkan oleh persoalan keluaga. Siswa yang awalnya berprestasi pun menjadi merosot nilai akdemiknya lantaran efek dari persoalan keluaga. Ini menjadi menarik bagaimana seorang konselor menyikapi persoalan-persoalan ini. sebenarnya seberapa penting keluarga menjadikan hidup ini berjalan normal. Bila tidak disikapi dengan bijaksana dengan mencari solusi dari permasalahan tersebut maka dapat dipastikan bahwa keluarga tersebut menghadapi masa depan yang suram.

Dalam ilmu Psikologi permasalahan-permasalahan yang melibatkan keluarga biasa dibahas dalam Konseling Keluaga. Konseling Keluarga adalah upaya bantuan yang diberikan pada individu anggota keluarga melalui system keluarga agar potensinya berkembang seoptimal mungkin dan masalahnya dapat diatasi atas dasar kemauan membantu dari semua anggota keluarga berdasarkan kerelaan dan kecintaan terhadap keluarga. Konseling keluarga memfokuskan pada masalah-masalah berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggaraannya melibatkan anggota keluarga dan memandang keluarga secara keseluruhan bahwa permasalahan yang dialami seorang anggota keluarga akan efektif diatasi jika melibatkan anggota keluarga yang lain. Konseling keluarga bertujuan membantu anggota keluarga belajar dan memahami bahwa dinamika keluarga merupakan hasil pengaruh hubungan anggota keluarga. Membantu anggota keluarga agar dapat menerima kenyataan bahwa apabila salah seorang anggota keluarga memiliki permasalahan, hal itu akan berpengaruh terhadap persepsi, harapan, dan interaksi anggota keluarga lainnya. Memperjuangkan (dalam konseling), sehingga anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang guna mencapai keseimbangan dan keselarasan., serta mengembangkan rasa penghargaan dari seluruh anggota keluarga terhadap anggota keluarga yang lain.

Penanganan terhadap keluarga sebagai suatu system bertujuan untuk membantu anggota keluarga untuk pengembangan potensinya agar menjadi manusia yang berguna bagi keluarga. Disamping itu membantu anggota keluarga yang mengalami gangguan emosi melalui system keluarga. Yaitu setiap anggota keluarga memberikan kontribusi positif dan pemahaman yang mendalam akan hakekat gangguan tersebut. Dengan kata lain keluargalah yang berjasa untuk membantu perkembangan anggotanya dan menyembuhkan anggota yang terganggu. Di Indonesia, Konseling Keluarga baru mulai mendapat pengertian dari masyarakat terutama sejak pesatnya perkembangan kota dan industrialisasi yang cenderung dapat menimbulkan stress keluarga antara lain disebabkan menggebunya anggota keluarga memenuhi kebutuhan ekonomi, sehingga mereka jarang berkumpul di rumah dan terjadi pergeseran nilai dengan begitu cepat sementara orang tua belum siap menerima dan masih berpegang dengan nilai-nilai lama.

Dalam hal ini permasalahan keluarga seharusnya juga di selesaikan dalam keluarga pula. Jika adik mempunyai masalah maka seorang kakak harus bisa membantu dan mensupport adiknya agar bangkit dari keterpurukan lantaran masalah yang dihadapinya. Seorang Anak yang patah semangat lantaran Ayah dan Ibunya bercerai. Bagaimana konselor mampu membantu seorang Anak ini dapat semangat lagi dengan cara masuk dalam anggota keluarga tersebut siapa yang bisa memberi semangat lagi, bisa nenek ataupun Kakeknya. Ingat seorang konselor hanya menjadi fasilitas saja yang memilih dan melaksanakan semua keputusan adalah klien.

Konseling keluarga juga memakai beberapa pokok teori ; Pendekatan Psikoanalisa yaitu yang mencakup 3 aspek :Sebagai metode penelitian proses psikis, Sebagai teknik mengobati gangguan psikis, Sebagai teori kepribadian. Lalu Struktur kepribadian terdiri dari id, ego, dan super ego. Pendekatan Terpusat pada Klien, Rogers menekankan bahwa klien secara individu dalam keanggotaan kelompok keluarga akan mencapai kepercayaan diri dimana dia mengatakan bahwa anggota keluarga dapat mempercayainya. Hal ini terjadi jika adanya kejujuran, keaslian, memahami, menjaga, menerima, menghargai secara positif dan belajar aktif.

Fungsi konselor yaitu sebagai fasilitator untuk memudahkan membuka dan mengarahkan jalur-jalur komunikasiapabila dalam kehidupan keluarga tersebut pola- pola komunikasi telah berantakan bahkan terputus.Pendekatan Eksistensial, dalam konseling keluarga konselor gestalt beranggapan bahwa pendekatan ini amat dekat dengan pendekatan eksistensial fenomenologis.yang dalam deskripsinya menekankan perhatiannya pada perjuangan atau interaksi interpersonal dalam situasi terapeutik disini dan sekarang dan konselor mengembangkan tujuan konseling dengan cara berpartisipasi sebagai manusia. Pendekatan ini memiliki asumsi dasar dari keluarga yaitu bahwa anggota keluarga membentuk nasibnya sendiri melalui pilihan- pilihan yang dibuatnya sendiri.

Keluarga yang datang kepada konselor adalah dalam keadaan pola pola destruktif atau mengalami hambatan dalam cara kehidupan bersama atau yang sedang menghadapi konflik yang tidak dapat diatasi oleh anggota keluarga dengan adanya kemauan untuk mengubah diri dalam situasi hubungan interpersonalnya.Pendekatan Gestalt, konseling keluarga dengan pendekatan Gestalt sebagai suatu model difokuskan pada saat sekarang ini (present moment) dan pada pengalaman keluarga yang dilakukannya di dalam sesi-sesi konseling.

Jadi pengertian eksperiential adalah bahwa sesi konseling yang sedang berlangsung digunakan sebagai laboratorium di mana kita memperoleh pengalaman pengalaman baru. Konseling itu lebih bersifat action counseling.Yang lebih ditekankan lagi adalah keterlibatan konselor dalam keluarga. Konseling keluarga eksperiensial sebenarnya adalah  personal pribadi sebagai manusia bagi konselor itu dan masalah teknik cenderung tak menjadi yang terpenting dalam sesi-sesi itu. Tidak ada alat atau skill, yang ada hanyala hubungan orang dengan orang, manusia dengan manusia. Karena itu yang penting bagi konselor adalah mendengarkan suara dan emosi  klien. Konselor melakukan perjumpaan dalam konseling keluarga sebagai partisipan penuh, sebagai sahabat, sebagai orang yang dipercaya dalam perjumpaan antara sesama. Karena itu kadang-kadang Kempler senang dengan style directive dan confrontatitnya, sebab hubungan mereka akrab. Pendekatan gestalt memberikan perhatian pada apa yang dikatakan anggota keluarga bagaimana mengatakannya apa yang terjadi ketika mereka berkata itu dan bagaimana ucapan tersebut bila di perbuatannya.yang lebih ditekankan lagi ialah keterlibatan konselordalam keluarga. hubungkan dengan perbuatannya serta apakah mereka berusaha untuk menyelesaikan. Pendekatan Adlerian,

Adler mempunyai sejarah yang panjang dalam pekerjaannya dengan keluarga dan studi tentang dinamika keluarga. Adler memperkenalkan kelompok-kelompok keluarga dan klinik bimbingan anak di Vienna. Tujuan konseling keluarga menurut aliran Adler adalah untuk mempermudah perbaikan hubungan anak-anak dan meningkatkan hubungan di dalam keluarga, mengajarkan anggota keluarga bagaimana menyesuaikan diri yang lebih baik terhadap anggota keluarga yang lainnya dan bagaimana hidup bersama dalam keluaga sosial yang sederajat (sesama manusia) sebagai bagian dari tujuan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun