Mohon tunggu...
Muhammad Fauzi Ahmad
Muhammad Fauzi Ahmad Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Dou Mbojo yang kebetulan tinggal di Malang

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Prestasi di Atas “Punggung” Balita Berzigi Buruk

6 Mei 2014   20:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:48 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

3 Pebruari 2014 yang lalu, saya menulis sebuah artikel “5.227 Balita Gizi Buruk, Tragedi Kemanusiaan di Tanah Bima”. Tanggal 15 dan 28 Maret 2014 Pemerintah Kabupaten Bima mendapatkan penghargaan dari Presiden RI sebagai juara pertama nasional kategori nutrisi atas keberhasilan Pemda Bima c.q Dinas Kesehatan Kabupaten Bima dalam upaya perbaikan gizi balita. Padahal di tahun yang sama dan sebelumnya (2013-2014) terjadi yang namanya “tragedi” kurangya asupan nutrisi/gizi bagi ribuan balita yang lahir di tanah Bima. Dalam nalar keintelektualan kita pada umumnya, dapat kita bayangkan telah terjadi “kesalahan evaluasi” terhadap apa yang telah dikerjakan oleh Pemda Bima dan apa yang menjadi hasil evaluasi dan penilaian dari pihak pemerintah pusat.

Sangat tidak rasional, ditengah ribuan balita yang masih menderita kurang zigi dan busung lapar, pemerintah kita di tanah Bima hanya mengalokasikan anggaran dari APBD tahun 2014 untuk perbaikan gizi balita hanya 1,5 miliar bagi 5.227 jiwa dari APBD Kabupaten Bima yang konon kabarnya mencapai 1,1 Triliun (1.100 miliar) itu. Fantastisnya angka gizi buruk dan busung lapar ini menandakan bahwa “mesin birokrasi” di bidang kesehatan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Prestasi juara nasional nutrisi seperti ini hanya mencederai dan melecehkan “nalar waras” kita, karena menutup dan membalikkan fakta-fakta gizi buruk dan busung lapar balita yang terjadi di tanah Bima. Prestasi seperti ini menandakan seakan-akan di tanah Bima yang tercinta itu tidak terjadi gizi buruk dan busung lapar.

Apa yang kita harapkan dari image dan kinerja birokrasi yang hanya mengejar target prestasi tapi minim kualitas pembangunan sumber daya manusianya. Birokrasi kita di tanah Bima hingar bingar di luar, akan tetapi mengalami keropos di dalam. Bangga dengan angka-angka keberhasilan pembangunan yang cenderung dapat dimanipulatif, disertai dengan iringan prestasi tanpa makna bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Penghargaan dan prestasi adalah nomor yang kesekian, yang terpenting bagi balita-balita dan generasi yang mengalami gizi buruk dan busung lapar membutuhkan penanganan yang serius dan sistemik, dukungan pembiayaan yang mencukupi dan dipermudah urusan administasi birokrasi dalam penanganan permasalahan kesehatannnya.

Kita sangat “terharu” dengan prilaku aparatur birokrasi seperti ini, hanya bisa berprestasi yang tidak dapat dibanggakan ditengah penderitaan hidup rakyatnya, diatas punggung dekil dan kurus balita bergizi buruk. Semestinya, penghargaan dan hal-hal seperti ini sebagai “tamparan” muka birokrasi di tanah Bima, sebagai bentuk ketidakperhatian mereka terhadap urusan gizi dan nutrisi balita serta generasi yang lahir di tanah Bima. Penghargaan seperti ini bukanlah sebuah prestasi,,,,,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun