Mohon tunggu...
Muhammad Fauzi Ahmad
Muhammad Fauzi Ahmad Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Dou Mbojo yang kebetulan tinggal di Malang

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Apa yang Kau Cari Jenderal? Ketika Militer Bertarung di Pilkada Bima

25 Maret 2015   11:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:04 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa bulan lalu, saya berkomunikasi dengan beliau (Bpk.Brigjen TNI Hidayat Saleh) dengan melalui link senior Dr. Mayong Maman yang menjadi pendidik di Universitas Negeri Makassar (UNM). Melalui komunikasi tersebut, secara singkat saya menanyakan impian dan misi serta gagasan beliau dalam upaya memperbaiki tanah Bima kedepan dengan ikut serta dalam Pilkada Kabupaten Bima tahun 2015 ini menjadi bakal calon Bupati Bima 2015-2020. Perwira Tinggi TNI-AD yang menjabat Staf Khusus KASAD ini secara ringkas dan jelas menyampaikan visi dan misinya ingin menjadi calon Bupati Bima, Visi beliau : Menciptakan kenyamanan, unggul dalam berbagai segi dan mensejahterahkan masyarakat. Sedangkan Misinya: Melakukan penataan ruang, tata kelola pemerintahan yang transparan, membangun sarana dan prasarana untuk mendukung peningkatan ekonomi.

Hari ini saya masih dalam keadaan antara percaya dan tidak percaya, sekelas beliau (Bpk. Brigjen TNI Hidayat Saleh) seorang perwira tinggi (jenderal bintang satu) markas besar angkatan darat ingin bersaing menjadi kandidat calon Bupati Bima. Bertaburnya tokoh sipil dan perwira militer yang pulang kampung ingin menjadi calon Bupati Bima merupakan sebuah tanda “kegelian dan kegelisahan” mereka atas “salah-urus” tata kelola pemerintahan tahan Bima hari ini. Tidak salah, kegelisahan mereka sangatlah beralasan dengan melihat potensi dan sumber daya yang dimiliki dengan berbagai keragaman dan kelebihannya, semestinya tanah Bima dapat bersaing dan memposisikan diri ke level yang lebih maju.

Krisis kepemimpinan lokal yang sudah berjalan beberapa dekade menandakan kaderisasi kepemimpinan tidak berjalan dengan baik, terbukti dengan luluh-lantahnya kearifan-kearifan lokal (local wisdom) dan rusaknya tatanan sosial kemasyarakat yang semestinya menjadi modal dasar kita dalam membangun. Situasi dan kondisi seperti ini hanya melahirkan kaderisasi kepemimpinan “kutu loncat” loncat sana loncat sini, yang akhirnya menjadi petualang politik. Dapat kita bayangkan, selama era reformasi ini proses kaderisasi kepemimpinan baik lewat partai dan institusi-institusi formal dan non formal tingkat lokal mengalami “kegagalan”, kaderisasi yang berbau neo-feodalisme seperti ini membuahkan hasil yang kurang maksimal seperti yang kita harapkan.

Mungkin itu salahsatu yang menjadi pertimbangan para tokoh sipil dan militer untuk pulang kampung ke tanah Bima agar dapat membenahi, merekstrukturisasi kearifan-kearifan, memperbaiki tata kelola dan berupaya melakukan terobosan-terobosan baru dalam meng-upgrade segala potensi dan sumber daya yang dimiliki daerah kelahirannya. Kita memerlukan tokoh-tokoh potensial yang memiliki segudang ide dan gagasan alternatif, berani bersikap, bijaksana dalam bertindak dan lebih penting lagi mengutamakan kepentingan rakyat diatas kepentingan “perut”, bisnis dan keluarganya. Rakyat memerlukan perubahan akan nasib dan masa depannya, semakin cerdas pemimpin dalam mengelola hajat hudup rakyatnya, semakin baik pula nasib dan masa depan rakyatnya. Semakin buruk pemimpin dalam memimpin rakyatnya, semakin tidak menentu nasib dan masa depan rakyatnya. Dan kita butuh pemimpin yang mau bekerja dengan konsep yang jelas dan matang, menjadi teladan dan spirit bagi rakyatnya, memberi warna perubahan dan kemajuan daerah yang akhirnya dapat mengangkat hajat hidup rakyatnya dengan masa depan yang tercerahkan,,,mungkin tipe kepemimpinan seperti ini yang dimiliki sang Jenderal, sampai-sampai mau turun gunung merumuskan strategi, taktik perang “bertempur dan membasmi” masalah-masalah tanah Bima hari ini.

Mungkin inilah yang dicari oleh sang Jenderal…..semoga berhasil…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun