Sebagai pustakawan keliling ynag menebarkan buku bacaan diwilayah Sidoarjo, saya kadang tidak percaya pada data yang disampaikan oleh lembaga atau pihak-pihak yang mengatakan minat baca orang Indonesia masih rendah. Karena berdasarkan data saya pada saat melakukan aksi Perpustakaan keliling, antusias masyarakat kita begitu besar. Lalu apa barometer yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui minat baca itu rendah atau tinggi?
Mungkin saya yang terlalu kuper dengan perkembangan zaman, sehingga tidak tau jika banyak pihak yang meneliti dan hasilnya minat baca kita rendah. Ataukah yang melakukan riset tidak pernah menjajakan bahan bacaan kemasyarakat secara langsung? ada banyak tanda tanya dalam pikiran saya. Sebab, nyatanya ketika saya keliling, anak-anak langsung berebut buku bacaan yang saya bawa.Â
Tengok gambar diatas anak-anak yang menegenakan kaos messi dan Lampard beserta ibu-ibu sedang asik memilih aneka buku bacaan yang akan dibaca. Ataukah seharusnya yang datang ketika perpustakaan keliling tiba, harusnya seratus anak lebih yang datang untuk membaca, sehingga bisa dikatakan minat baca kita tinggi?. Â Memang sungguh naif jugasih, buku-buku bacaan kadang nilainya memanglah dijual dengan harga mahal sehingga banyak masyarakat kita yang tidak bisa membeli aneka buku bacaan tersebut. Coba kalo pemerintah menggratiskan semua buku bacaan untuk masyarakatnya, wah pasti lebih seru dan keren lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H