Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Pacu Jalur Masyarakat Basatu Nagori Maju Kuansing

3 Mei 2017   16:55 Diperbarui: 3 Mei 2017   17:06 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Tradisi pacu jalur masyarakat kabupaten kuantan singingi,di laksanakan rutin setiap tahun nya.pacu jalaur di laksanakan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan indonesia.dahulunya pacu jalur di selenggarakan untuk perayaan hari jadi Ratu Wilhemina,tetapi setelah indonesia merdeka pacu jalur di gelar untuk perayaan hari besar islam,kemudian seiring waktu pacu jalur di gelar untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia .Apa itu jalur? Jalur merupakan sampan /perahu yang terbuat dari kayu gelondongan hingga membentuk sebuah perahu yang berukuran panjang di dayung oleh sekelompok orang.panjang nya mencapai 25 hingga 40 meter. Lebar bagian tengah kiri 1,3 m s/d 1,5 m. jalur ini ada dua macam,yaitu jalur besar dan jalur mini. Jalur besar berisi kurang lebih 50 orang dan jalut mini sekitar 15 orang. Kayu jalur di dapat di dalam hutan rimba, kayu ini haruslah berukuran besar. Pengangambilan kayu ini di lakukan dengan cara bergotong royong dan tidak lupa meninggalkan tradisinya yaitu sebelum di tebang,pohon tersebut di potong seekor ayam kampung. Hal ini di percayai karena di pohon besar yang umur nya sudah puluhan tahun itu mempunyai roh gaib.

          Setelah pulang dari hutan,pemuda-pemuda yang ikut mencari kayu akan di suguhi makanan yang sebelumnya sudah di buat oleh ibu-ibu di lingkungan tersebut.makanan ini di namai dengan ”konji barayak”.setelah jalur di bentuk barulah jalur di layur(mandiang jaluar),acara ini biasanya di gelar secara meriah dengan hiburan tarian randai. Setelah di layur jalur kemudian di cat dan di beri nama.nama jalur biasa nya identik dengan hal-hal yang aneh-aneh,ini biasanya di sesuaikan dengan cerita asal muasal desa tersebut di masa dahulunya. Setiap desa mmempunyai satu jalur. Pemacu jalur biasanya para pemuda dan bapak-bapak. Jalur itu terdiri dari empat bagian. Bagian di depan, satu orang anak yang disebut dengan “penari jaluar”, tukang dayung yang berisi kurang lebih 50 orang, dibagian tengah tukang dayung itu namanya “tukang lopak”, tukang lopak itu gunanya untuk menimba air yang masuk kedalam jalur, dan selain itu gunanya untuk memberikan aba-aba kepada tukang dayung agar serentak mendayung jalur. Dan bagian belakang disebut dengan “tukang onjay”.

Sebelum berpacu, jalur dimantrai dahulu oleh dukunnya. Ini dipercaya bahwa kayu tersebut masih ada roh gaib didalamnya. Ini juga membantu agar jalur bertambah cepat. Kepercayaan ini masih dipertahankan hingga saat ini. Setiap jalur pasti punya seorang dukun.

Pacu jalur dimasyarakat Kuansing digelar meriah setiap tahunnya. Tradisi ini dilaksanakan pada bulan Agustus. Tetapi sebelum bulan Agustus biasanya juga ada pacu jalur disetiap desa di kuansing, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pacu jalur sudah menjadi tingkat nasional, biasanya dihadiri oleh orang-orang besar dan acara pembukaannya digelar dengan sangat meriah tidak lupa pula meninggalkan tradisi-tradisi kuantan singingi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun