Janji merupakan sebuah novel karya penulis terkenal Tere Liye yang resmi dirilis pada tahun 2021, buku yang dikemas apik olehnya ini merupakan salah satu karya yang menjadi best seller dari ke-50 buku yang berhasil ia rilis. Terkenal dengan penulis sejuta genre mulai dari romansa, petualangan, religi, politik, ekonomi, action, serta fantasi, dalam karyanya satu ini ia mengusung cerita fiksi yang sangat membangun dan kaya akan makna. Bertemakan lika-liku kehidupan “anak nakal” di suatu pondok pesantren yang jauh dari ibu kota, asri, berlatar pegunungan juga air terjun yang amat menyejukan serta dipimpin oleh seorang kyai yang akrab disapa “Buya” oleh para santrinya
Diperankan oleh tiga sekawan yang suka melanggar peraturan juga membuat onar yaitu Kahar, Hasan, dan Baso. Cerita ini bermula saat pesantren kedatangan “Tamu Agung” yang tak lain adalah sepasang calon dari partai polisi beserta para staff-nya karena Pesta demokrasi tinggal menghitung bulan, sedang tekun-tekunnya mereka ini mencari suara rakyat. Pesantren ini merupakan tempat yang berpengaruh di daerah ini, pemimpinnya juga seorang tokoh masyarakat yang dihormati oleh publik, tentu saja tempat ini jadi sasaran empuk para pencari suara.
Tiga sekawan yang memang tidak bisa berhenti untuk buat onar ini pun turun tangan dengan melakukan asksinya, pagi tadi saat semua orang sibuk untuk menyambut kedatangan “Tamu Agung” mereka mengendap-ngendap untuk masuk ke dapur untuk menuangkan garam ke dalam cerek-cerek berisikan teh yang merupakan suguhan untuk para tamu. Asinlah teh dalam cerek-cerek itu, namun para tamu tetap meminumnya dengan senyuman untuk menjaga image mereka di depan publik. Namun kenakalan mereka ini tetap diketahui oleh Buya, dan akhirnya Buya memberikan hukuman kepada tiga sekawan untuk mencari seorang santri yang juga selalu berbuat onar, akan tetapi santri tersebut merupakan santri yang telah diusir oleh pimpinan pesantren terdahulu (ayahnya Buya saat ini) 50 tahun lalu.
Dan disinilah petualangan tiga sekawan dimulai, dengan bermodalkan ransel serta ridho dari Buya mereka berjalan keluar pesantren untuk melaksanakan perintahnya. Buya hanya memberi tahu bahwa nama orang yang mereka cari adalah ‘Bahar’ dan gemar minum alkohol. Konon kata Buya, Bahar hadir dalam mimpi ayahnya Buya mengendarai kendaraan emas yang bisa terbang di gurun pasir, menurut Buya mereka bertiga memiliki otak yang sama, sama nakalnya dengan Bahar.
Jadi Buya yakin sekali bahwa mereka akan berhasil menemukan Bahar dengan menerka-nerka jika mereka jadi Bahar apa yang mereka lakukan. Dan berhasil, mereka menemukan sebuah warung alkohol yang sudah berdiri sejak 50 tahun, bertemulah mereka dengan pemilik warung tersebut yang saat melihat mereka bertiga ia teringat akan Bahar, tanpa sadar ia menyebut nama Bahar di depan tiga sekawan. Beliau lalu menceritakan segala yang ia ketahui tentang Bahar, namun cerita tentang bahar belum lengkap karena pemilik toko ini pun sudah puluhan tahun tidak berjumpa dengan bahar, lalu mereka mencari tempat tinggal Bahar dulu, tempat kerja, bahkan penjara.
Bahar pernah dipenjara karena mengorbankan dirinya untuk tetangganya, hidupnya penuh akan berbuat baik kepada orang lain. Selesai akan kisahnya di penjara, ternyata Bahar pernah menikah namun istrinya meninggal karena terbakar di dalam tokonya sendiri. Ia membuka sebuah rumah makan sederhana yang selalu dirindukan oleh banyak orang, saat tiga sekawan berhasil menemukan alamat terbaru Bahar, rupanya Bahar telah meninggal seminggu yang lalu akibat sakit.
Lalu mengapa bisa dalam mimpi Buya terdahulu di lima puluh tahun yang lalu Bahar mengendarai kendaraan emas yang bisa terbang di gurun pasir?
Ternyata sebelum kepergiannya dari pondok pesantren, Buya terdahulu pernah meminta Bahar untuk berjanji menjaga lima pusaka ia berkata kepada Bahar “Pertama, selalu hormati dan bantu tetanggamu. Kedua, selalu lindungi yang lemah dan teraniaya. Ketiga, senantiasa jujur dan tidak pernah mencuri. Keempat, bersabarlah atas apa pun ujianmu. Kelima, bersedekah, bersedekah, bersedekahlah” dan Bahar menepati kelima janji pada gurunya seumur hidup.
Novel ini adalah sebuah novel pembangun jiwa yang dibungkus dengan cerita menarik sehingga mampu membawa para pembacanya merasa ada di dalam dunia “Janji” karya Tere liye. Gaya bahasa dalam novel ini agak sulit untuk dipahami pembaca yang belum terbiasa membaca novel berbahasa baku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H