Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) . Mulai kembali marak terjadi. Penyakit menular ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa dan ditularkan oleh vektornya yaitu nyamuk Aedes aegypti . Gejala dari DBD itu sendiri adalah demam tinggi yang naik turun yang berlangsung selama 2-7 hari.
Warga Kota Kendari harus meningkatkan kewaspadaan terhadap mewabahnya penyakit demam berdarah dengue (DBD).Prevalensi penyakityang demam berdarah di kota kendari kian meningkat. Dari data Dinas Kesehatan Kota Kendari menunjukkan adanya peningkatan yang cukup pesat untuk kasus penyakit demam berdarah di Kota Kendari. Pada tahun 2011 setiap 100.000 penduduk Kota Kendari terdapat 11 orang penderita penyakit DBD selama setahun, yang kemudian meningkat menjadi setiap 100.000 penduduk Kota Kendari terdapat 48 penderita DBD dalam setahun selama tahun 2012. Menurut data dari Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Kendari, bahwa sejak awal Januari hingga Februari 2013 penderita penyakit DBD di Kota Kendari mencapai 21 orang setiap 100.000 penduduk. Data tersebut juga mengungkapkan bahwa untuk periode Januari saja terdapat 10 orang penderita setiap 100.000 penduduk Kota Kendari. Dibandingkan dengan tahun 2012 untuk bulan Januari-Marethanya terdapat 13 orang penderita untuk setiap 100.000 penduduk Kota Kendari.
Peningkatan demam berdarah ini cukup meresahkan, sebab bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang hanya menangani 48 orang penderita untuk setiap 100.000 penduduk untuk wilayah Kota Kendari dalam 1 tahun , meningkat menjadi 21 orang penderita DBD untuk setiap 100.000 penduduk hanya dalam 2 bulan terakhir. Untuk tahun 2013, bila melihat dari data kasus penyakit demam berdarah yang terjadi dalam 2 bulan terakhir maka prevalensi penyakit demam berdarah diperkirakan meningkat . Hal ini juga dibuktikan dengan di bulan Juni penderita penyakit DBD meningkat menjadi 33 penderita untuk setiap 100.000 penduduk.
Melihat prevalensi penyakit DBD di Kota Kendari pada awal tahun 2013 begitu besar maka kami para mahasiswa FKM UNHALU berinisiatif untuk melakukan penyuluhan DBD kepada anak Sekolah Dasar sebagai salah satu partisipasi dalam membantu mencegah peningkatan prevalensi DBD di Kota Kendari. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengajak para
siswa Sekolah Dasar untuk melakukan mengenal DBD sejak dini dan melakukan pencegahan DBD sedini mungkin.
Penyuluhan dilakukan terhadap anak-anak SD yang beresiko tinggi terkena penyakit DBD ini. Siswa Sekolah Dasar menjadi target atau sasaran dari penyuluhan kami sebab ruangan kelas yang gelap serta laci meja para siswa, dan juga keadaan kelas yang kotor merupakan tempat yang disenangi oleh vektor pembawa penyakit ini yaitu nyamuk Aedes aegypti. Sehinggga siswa Sekolah Dasar perlu diberdayakan serta diberi pengetahuan mengenai oenyakit ini sejak dini.
Penyuluhan dilakukan di 12 Sekolah Dasar yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Kendari. Penyuluhan ini dilakukan pada periode April-Mei 2013. Penyulahan tersebut dilakkan secara langsung. Tidak hanya itu, Mahasiswa FKM Unhalu juga membagikan pamphlet, stiker, serta spanduk dan memutarkan film kepada siswa SD serta pihak sekolah . Tidak hanya melakukan penyuluhan para mahasiswa Kesmas Unhalu pun juga menilai tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku dari para siswa SD tersebut. Hal ini dilakukan dengan memberikan kuisioner sebelum dan sesudah penyuluhan untuk melihat keberhasilan dari penyuluhan terhadap siswa-siswa SD tersebut.
Dari hasil penyuluhan diperoleh peningkatan presentase pengetahuan sebesar 15.18%, peningkatan presentase sikap sebesar 1.75% , serta peningkatan presentase perilaku sebesar 0.71% .
Sebaiknya kegiatan penyuluhan ini harus rutin dilakukan. Anak Sekolah Dasar merupakan sasaran yang tepat sebab mereka memang harus diperkenalkan sejak dini agar kedepannya dapat diaplikasikan minimal untuk diri sendiri dan orang-orang sekitarnya. Selain itu sebaiknya pihak sekolah juga menerapkan pencegahan penyakit DBD di lingkungan sekolah, misalnya dengan mengajak para siswa untuk tidak membuang sampah di laci meja serta menjaga kebersihan ruang kelas dan juga tidak membuang sampah diselokan sekitar sekolah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI