Mohon tunggu...
Faujiah HanumPane
Faujiah HanumPane Mohon Tunggu... Lainnya - KKN-DR UINSU KELOMPOK 79

NIM : 0307173134 Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Anak Dalam Islam

9 Agustus 2020   14:00 Diperbarui: 11 Agustus 2020   11:46 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan Islam pertama bagi anak ialah keluarga. Keluarga merupakan suatu unit sosial terkecil yang utama bagi anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak pertama kali dibantu oleh keluarganya. 

Anak yang dilahirkan sudah memiliki potensi sendiri dan relatif berbeda dari orang lain dan dibantu oleh keluarga untuk perkembangan potensi yang dimilikinya sebelum ia beranjak dewasa dan paling banyak berinteraksi dengan lingkungan.

Dalam buku Pendidikan Prasekolah Persfektif Pendidikan Islam dan Umum karangan Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd, dkk bahwa nilai anak bagi orang tua adalah:

Anak sebagai rahmat Allah, Anak adalah tanda bukti kasih sayang Allah terhadap hamba-hamba-Nya, oleh karena itu Allah meberikan mereka keturunan. Oleh karena itu, orang tua harus bersikap lembut dan penuh kasing sayang terhadap anak-anaknya agar Allah merahmati dan memberikan ganjaran. Dalam suatu riwayat, Abu Hurairah pernah berkata: "Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mencium Hasan bin 'Ali, dan di sisi Nabi adea Al-Aqro' bin Haabis At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka al-Aqro' berkata: "Aku punya 10 orang anak, tidak seorang pun dari mereka yang pernah ku cium". Maka Rasulullah Saw., melihat Al-Aqro' lalu berkata: "Barang siapa yang tidak merahmati/menyayangi maka ia tidak akan dirahmati". (HR. Al-Bukhari no. 5997 dan Muslim no. 2318).

Anak sebagai amanat Allah, Anak adalah titipan atau amanah yang diberikan kepada hamba-Nya. Oleh karena itu, sebagai amanah maka kita harus menjaga apa yang sudah dimanahkan untuk kita. Memberikan nafkah lahir bathin, para orang tua juga harus memberikan pendidikan Islam kepada anak di sisi lain Al-Qur'an mengajarkan untuk menjaga keluarga dari siksa api neraka. "Peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka (Q.S. At-Tahrim: 6)".

Anak sebagai barang gadaian, Maksudnya ialah anak akan menjadi penyelamat orang tua di akhirat dengan fondasi atau pendidikan Islam yang telah diberikan oleh orang tuanya sejak masih dalam kandungan hingga ia dewasa.

Anak sebagai penguji iman, Dalam QS. Al-Munafiquun Allah berfirman :"Wahai orang-orang yang beriman janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikanmu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka akan merugi" (Q.S. Al-Munafiquun: 9). Maka, sebagai orang tua janganlah lalai untuk mengingat Allah karena sibuknya untuk mencari nafkah untuk anak-anaknya dan berikan didikan yang sesuai syariat Islam agar menjadi bekal di akhirat nanti.

Anak sebagai media beramal, Anak sebagai media beramal orang tuanya, oleh karena itu didiklah anak-anak sesuai dengan ajaran Rasulullah Saw., jika seseorang wafat maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang sholeh sholeha. Rasulullah Saw., Bersabda "Jika seseorang wafat maka terputuslah amalannya, kecuali 3 hal: sedekah jariah,ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim No. 1631).

Anak sebagai bekal akhirat, Yang akan didapatkan oleh orang tua setelah ia mati salah satunya ialah anak sholih yang ia tinggalkan. Rasulullah Saw., bersabda :"Sesungguhnya yang didapati oleh orang yang beriman setelah ia mati dari amalan dan kebaikan yang ia lakukan adalah ilmu yang diajarkan dan sebarkan, anak sholih yang ia tinggalkan......" (H.R Ibnu Majah no. 242 Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah).

Anak sebagai unsur kebahagian, Anak adalah anugerah dan amanah yang telah diberikan oleh Allah. Semua orang menginginkan anak dan berbahagia setelah anak lahir. Setiap manusia mendambakan kehadiran anak dan merasa belum sempurna jika belum memilikinya.

Anak sebagai tumpuan di hari tua, Orang tua zaman dulu berkata bahwa semakin banyak anak maka semakin banyak rezeki yang datang. Hadis yang menyatakan supaya memiliki anak banyak :"Nikahilah oleh kalian wanita yang pencinta dan subur, karena aku akan berbangga dengan banyaknya kalian kepada umat-umat yang lain". (HR. Abu Dawud: 2052, dishahihkan Al-Albany dalam Jami As-Shahih: 5251).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun