Mohon tunggu...
Fauziah Nurussyifa
Fauziah Nurussyifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I like watch the movie, sometimes like to read Novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Bahasa Nasional di Era Maraknya Bahasa Gaul

2 Juli 2022   19:06 Diperbarui: 2 Juli 2022   19:10 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa adalah suatu alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dalam aktivitas sehari-hari. Bahasa telah digunakan oleh sesepuh kita dari zaman dahulu untuk berhubungan dengan orang lain dan digunakan untuk menyampaikan isi hati dan maksud mereka. Oleh karena itu, bisa ditekankan jika bahasa adalah salah satu kepentingan utama pada hidup manusia. Dan Indonesia memiliki beragam bahasa. 

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang amat berarti, yang merupakan bahasa resmi atau bahasa negara. Selain Bahasa Indonesia, ada pula bahasa daerah, yang setiap daerah nya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Masyarakat indonesia lebih sering berbicara menggunakan bahasa tidak baku dibandingkan bahasa baku. Contoh penggunaan bahasa indonesia baku yaitu misalnya kata " baterai " sedangkan dalam bahasa Indonesia yang tidak baku adalah " batre ". 

Di Indonesia, komunikasi bahasa mengakibatkan penerapan bahasa Indonesia yang disebabkan oleh unsur bahasa daerah ataupun bahasa gaul anak zaman sekarang, Salah satu kiat kesuksesan dalam berinteraksi dengan orang lain yaitu menerapkan bahasa dengan keteraturan dan ketepatan berbahasa yang baik dan benar. Keteraturan dan ketepatan ucapan yang dimaksud yaitu kesatuan ajaran tutur, disunting secara ilmiah menggunakan pendekatan saintifik yang benar. Tentu saja, bahasa yang tidak teratur dan tidak tepat membuat komunikasi antara pendengar dan pembaca menjadi sulit. Keteraturan dan keakuratan suatu bahasa membutuhkan pemahaman linguistik yang sangat luas dan mendalam. Bahasa adalah ikon dari sebuah bangsa. Seperti halnya Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional negara Indonesia. 

Bahasa kita adalah bahasa Indonesia, yaitu sebagai sumber kebanggaan dan identitas. Akan tetapi, bertepatan dengan kemajuan zaman, bahasa Indonesia mengalami perubahan seperti halnya pencampuran bahasa inggris serta penggunaan prokem yang biasa disebut dengan bahasa anak milenial. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Endang Aminudin Aziz mengatakan bahwa " Bukan urusan boleh atau tidak boleh penggunaan bahasa campur, tetapi lebih ke pantas atau layak tidaknya berbahasa seperti itu, ".

 Mengapa itu bisa terjadi? Karena penyesuaian anak zaman sekarang pada period globalisasi dengan alasan ingin mencari jati diri. Seiring berjalannya periode, ambisi dalam mempelajari bahasa inggris tentu akan membuat bahasa nasional tesingkirkan. Tidak sedikit anak-anak terutama golongan generasi milenial yang singgah di kota besar, tampak gugup berbahasa Indonesia. Tidak sedikit dari mereka berbicara bahasa asing dan merasa lebih baik dibandingkan berbicara dengan bahasa asli mereka. Segala aktivitas dan interaksi anak milenial zaman sekarang tidak bisa jauh dari teknologi digital. Di period state-of-the-art sekarang, bahasa Indonesia telah terkontaminasi oleh bahasa inggris. Bahasa tidak sekadar cara berinteraksi dan berucap-ucap. Tapi, bahasa juga mewakili kebiasaan dan identitas negara. Itulah mengapa penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus diterapkan di kalangan anak muda zaman sekarang.

 Jadi, dapat disimpulkan bahwa anak muda zaman sekarang jika berkomunikasi jarang menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu anak muda zaman sekarang atau biasa dikenal dengan sebutan generasi Z lebih suka berkomunikasi menggunakan bahasa asing dan bahasa gaul, dan juga sering menyelipkan istilah- istilah kekinian ketika berbicara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun