Mohon tunggu...
Intan Fauziah
Intan Fauziah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Gerhana Matahari

4 September 2017   21:06 Diperbarui: 5 September 2017   05:22 10015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

    Gerhana matahari adalah fenomena alam yang terjadi ketika bulan berada diantara bumi dan matahari yang sejajar pada satu garis lurus, sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari. Tidak semua wilayah di permukaan bumi bisa mengamati gerhana tersebut. Hanya daerah yang tergelapi oleh bayangan bulan itu yang akan melihat gerhana matahari.

     Gerhana matahari ada empat macam. Pertama, gerhana matahari total, pada saat ini bulan akan menutup seluruh cahaya matahari yang mengakibatkan daerah yang mengalaminya menjadi gelap total. Kedua, gerhana matahari sebagian, terjadi apabila piringan bulan saat puncak gerhana hanya menutup sebagian dari piringan matahari. Ketiga, gerhana matahari cincin yang terjadi bila ukuran piringan bulan lebih kecil dari piringan matahari sehingga bagian piringan matahari yang berada di sekeliling piringan bulan terlihat seperti cincin yang bercahaya. Terakhir, gerhana matahari hibrida yang merupakan transisi antara gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin yang mengakibatkan di satu titik gerhana ini muncul sebagai gerhana matahari total dan di titik lain muncul sebagai gerhana matahari cincin.

     Gerhana matahari adalah fenomena alam yang cukup langka, sedangkan fenomena ini berlangsung dengan sangat cepat yaitu tidak lebih dari 7 menit dan 58 detik. Oleh karena itu, banyak orang yang berlomba-lomba ingin melihat gerhana matahari tersebut. Kita tidak bisa mengetahui dengan pasti jarak terjadinya gerhana matahari setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena jarak antara bulan dan bumi yang bervariasi pada setiap titik wilayah bumi. Perbedaan jarak tersebut karena bentuk bumi yang bulat serta orbit bulan yang berbentuk elips, bukan lingkaran sempurna.

     Pada saat gerhana matahari berlangsung, penonton tidak diperbolehkan untuk melihat matahari secara langsung, karena dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada retina mata akibat radiasi tinggi yang tak terlihat yang dipancarkan dari fotosfer. Untuk itu, penonton diharuskan memakai kacamata anti ultraviolet yang memenuhi standar atau dengan menggunakan teleskop binokular yang di desain khusus untuk melihat gerhana.

Referensi : https://id.wikipedia.org/wiki/Gerhana_matahari

http://www.infoastronomy.org/2016/02/setelah-9-maret-2016-kapan-gerhana-matahari-lintasi-indonesia-lagi.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun