Mohon tunggu...
Fauziah Ilmi
Fauziah Ilmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang berusaha meraih mimpinya dengan terjun dalam dunia pendidikan secara langsung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengembangan Kompetensi Profesional Konselor Melalui Pelatihan Konseling Keluarga Hybrid dengan Teknik REBT untuk Mengurangi Adiksi Game Online Siswa SMP

8 November 2022   12:47 Diperbarui: 8 November 2022   12:52 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malang - Tim pengabdian masyarakat Universitas Negeri Malang yang diketuai oleh dosen Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang yakni Ibu Rizka Apriani, M.Pd telah berhasil mengadakan serangkaian kegiatan Pengembangan Kompetensi Profesional Konselor Melalui Pelatihan Konseling Keluarga Hybrid dengan Teknik REBT untuk Mengurangi Adiksi Game Online Siswa SMP.

Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi konselor dalam memberikan layanan konseling keluarga hybrid dengan teknik REBT untuk membantu mengurangi adiksi game online siswa.

Kegiatan pelatihan dilaksanakan secara daring dan luring sebanyak 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 19, 25 Oktober dan 1 November 2022 dengan peserta pelatihan 4 orang konselor dari SMP Negeri 6 Malang.

Pertemuan pertama dilakukan secara daring Asinkron melalui Google Classroom. kegiatan diawali dengan peserta bergabung di google classroom, kemudian dilanjutkan dengan peserta memahami materi yang ada di Buku Diktat Materi yang telah dibagikan. Adapun materi yang dibagikan berisi 1) Permasalahan Keluarga: Adiksi Game Online; 2) Konseling Keluarga dengan Teknik REBT; 3) Konseling Keluarga dengan Teknik REBT secara hybrid untuk mengurangi adiksi game online.

Pertemuan kedua merupakan kegiatan inti dalam pelaksanaan pelatihan, sebab pada pertemuan ini para peserta pelatihan yang merupakan konselor SMP Negeri 6 Malang melakukan praktik peer counseling keluarga hybrid secara langsung. Namun sebelum melaksanakan praktik, kegiatan diawali dengan pemaparan hasil Asesmen tingkat adiksi game online siswa SMPN 6 Malang oleh para peserta pelatihan yang juga merupakan konselor di sekolah tersebut. Dari pemaparan hasil asesmen yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat tingkat adiksi game online dengan skor yang cukup tinggi dialami oleh siswa SMPN 6 Malang sehingga membutuhkan penanganan segera.

Setelah selesai memaparkan hasil Asesmen, kegiatan selanjutnya ialah Diskusi bersama Ibu Rizka Apriani, S.Pd., M.Pd terkait materi yang masih belum dipahami oleh para konselor. Dalam diskusi, ibu rizka menyampaikan bahwasanya “peran konselor memiliki andil yang cukup besar dalam keberhasilan proses konseling keluarga, karena dalam proses konseling tersebut konselor diharapkan mampu membuat kesepakatan bersama antara siswa dan orang tua untuk mengatasi masalah adiksi game online itu sendiri”.

Setelah melewati proses diskusi yang cukup panjang, kemudian kegiatan dilanjutkan dengan praktik peer konseling keluarga hybrid yang dipimpin oleh Ibu Dr. Fitri Wahyuni, M.Pd. Pada pelaksanaan praktik peer counseling, peserta pelatihan diminta untuk saling bergantian peran yaitu sebagai konselor/Guru BK, siswa, orang tua, dan observer. Masing-masing peserta memiliki karakter yang unik dalam memainkan perannya baik saat menjadi guru BK, siswa, dan orang tua. Setelah melaksanakan praktik, para peserta diminta untuk menyampaikan pengalamannya dalam berperan dan secara langsung mendapat balikan berupa kritik dan masukan dari Ibu Dr. Fitri Wahyuni, M.Pd. mengenai praktik yang telah dilakukan.

potret pelaksanaan peer konseling keluarga hybrid. dokpri
potret pelaksanaan peer konseling keluarga hybrid. dokpri
 

Bu Sedya, salah satu konselor SMPN 6 Malang menyampaikan bahwa “Ini merupakan pengalaman baru bagi kami, karena sebelumnya guru BK, siswa, dan orang tua berada dalam satu ruangan saat melaksanakan konseling keluarga. Namun pada pelaksanaan konseling keluarga hybrid ini guru BK dan siswa berada di ruang konseling sedangkan orang tua hadir melalui zoom meeting”. 

Dari kegiatan praktik peer counseling sekaligus refleksi yang dilakukan hari ini kemudian peserta pelatihan diminta untuk menerapkannya di sekolah masing-masing sebagai wadah praktik secara langsung kepada konseli dengan permasalahan adiksi game online. Hasil penerapan tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan FGD (Focus Group Discussion) membahas terkait efektivitas, kendala, dan hasil pelaksanaan konseling keluarga di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun