Dr. Berk juga mengatakan "Sama seperti stress dapat menekan sistem kekebalan mu dan menyebabkan penyakit, tawa dapat memiliki efek sebaliknya, dengan meningkatkan dan memperbanyak komponen system kekebalan dan aliran darah sehingga kamu lebih tahan penyakit"
Mari kita saatnya menebar tawa, tawa pemersatu bangsa.  Bersatu memperkokoh  Kekuatan dalam memutus penyebaran virus korona.
Kelihatannya di tahun 2021 kita masih di tantang dengan permasalahan global yaitu covid 19. Selama masa pandemik kegiatan belajar mengajar dilakukan secara on line. kebetulan aku mengajar di kelas X . Dari awal masuk sekolah sampai saat ini, aku menyampaikan materi secara online, dengan zoom , putar  video tanpa ada tatap muka langsung.
Rasanya lucu mengajar via online, saya didalam ruangan bicara sendiri, di tonton dinding meja, kursi dan benda-benda lain. Terkadang yang buat aku tak bisa menahan tawa adalah ketika  mengajar via zoom , mic peserta didik  lupa di mute. Suara kukuruyuk ayam , suara panci jatuh dan suara emak-emak  sedang berteriak memanggil anaknya, kedengaran dengan nyaring.
Ingin rasanya tertawa saat itu tapi untungnya bisa ku tahan dan seketika pembelajaran ku selengi dengan hal-hal yang lucu sehingga tawa yang tertunda bisa ikutan lepas.
Timbul agan --agan  lucu dalam benak ku untuk membuat helm dan remote covid dimana semua peserta didik di wajibkan memakai helm covid 19 yang dilengkapi dengan sinyal penangkap dan penerima suara ,oksigen ,kaca penutup wajah, kiunci otmatis dan mic disisi kanannya.
Helm covid ini berfungsi sebagai pelindung alat pernafasan seperti hidung dan mulut, sedangkan remote covid berfungsi untuk melakukan aktivitas gerak seperti menulis dipapan tulis. Selama dikelas pemilik hanya duduk tanpa harus bergerak kemana-mana. Hanya dengan menekan tomnol pada remote semua yang diingikan berjalan sesuai harapan.
Kedua alat ini dirasa sangat aman karena dilengkapi dengan protokol Covid 19 yang memang akan di design selama masa pandemi. Sehingga keinginan kita mewujudkan pembelajaran tatap muka bisa terlaksana. "apa mungkin ya ?" tanya ku dalam hati, sembari bibir ku tersenyum melihat helm n remote korona yang ku design diatas kertas putih.
Aku bisa bayangkan jika ini nanti terjadi. Sesuatu yang dikhawatirkan ketika sampai dirumah sianak tak ingin melepas helmnya, dengan alasan  " kalau ibu mengomel ngak kedengeran"
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H