Salah satu tontonan menarik dan tidak pernah habis, panggung politik. Jawa Barat akan kembali menggelar pesta pemilihan Gubernur 2013. Mulai terlihat kesibukan calon berorasi memperkenalkan diri memperkuat eksistensi. Sebagai rakyat jelata hanya menjadi penonton siapa saja yang akan mengambil peran di panggung untuk pertunjukan kali ini. Sebuah tontonan akan sangat menarik ketika pemain bisa memainkan peran sesuai dengan karakter yang diskenario secara baik, namun sebaliknya sebuah tontonan akan dianggap gagal ketika pemainnya memainkan peranan kemudian tidak bisa mendalami karakter tokoh yang diperaninya.
[caption id="attachment_208645" align="aligncenter" width="576" caption="Siapa yang tidak kenal artis satu ini?"][/caption]
Siapa yang tidak kenal artis senior satu ini. Kepiawaiannya dalam berakting tidak diragukan lagi. Lalu bagaimana aktingnya di dunia politik nanti? Waktu yang akan menjawab semuanya.
[caption id="attachment_208647" align="aligncenter" width="576" caption="Lalu bagaimana dengan yang ini?"]
[caption id="attachment_208648" align="aligncenter" width="491" caption="Bisakah panggung politik menghibur hati rakyat?"]
[caption id="attachment_208649" align="aligncenter" width="576" caption="Monumen juang, Bandung"]
[caption id="attachment_208650" align="aligncenter" width="576" caption="Inikah pesta?"]
Panggung politik, pesta rakyat atau pejabat?
Pemimpin adalah cerminan dari rakyatnya dan rakyat adalah cerminan pemimpinnya. Begitu kata bijak yang sering kita dengarkan. Tentu masing-masing kita punya alasan sendiri jika ingin membenarkannya. Sebaliknya, ketika kita menolaknya juga punya argumen sendiri yang tentunya telah dipikir dan dipertimbangkan terlebih dulu.
Rakyat hanyalah penonton tapi apa jadinya suatu ketika suatu pertunjukan tanpa penonton? Kepada siapa atraksi pemain akan dipertunjukkan? Yah tentunya pemain juga tidak akan semangat memainkan perannya. Rakyat berperan sangat penting dalam menentukan siapa yang akan memimpin kedepan. Calon pemimpin yang akan menjabat memiliki tanggungjawab yang lebih besar lagi. Selain harus mempertanggungjawabkan dirinya nanti, juga harus mempertanggungjawabnya semua tugas yang akan di embannya.
Kita menginginkan orang-orang yang mencari akhirat, bukan mereka yang memburu pangkat. Kita mencari orang-orang yang rindu kampung surgawi, bukan orang-orang yang memburu kekuasaan duniawi. Kita menginginkan orang-orang yang kommit dengan nilai-nilai syar’i, bukan orang-orang yang terobsesi kursi. Kita menginginkan orang-orang yang selalu ingat akan janji Allah, bukan orang yang cepat lupa dengan janji-janji.
Semoga masyarakat Jawa Barat bisa menentukan pilihan dengan bijak. Jadi penonton tentunya kita punya pilihan sendiri mana yang akan dipilih jadi tontonan dan mana yang tidak akan di tonton. Penonton juga harus bijak memilih tontonan. Bukan hanya menjadi penonton kemudian tidak bisa mengambil suatu manfaat dengan apa yang telah ditontonnya. Sekaranglah saat rakyat berpesta sebelum mereka pejabat terpilih berpesta. Jangan sia-siakan peranan kita sebagai penonton yang bebas memilih tontonannya.
Sumber gambar: http://www.facebook.com/photo.php?fbid=10151496636994115&set=a.10151496619054115.592807.683394114&type=1&theater
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H