Mohon tunggu...
Fauziah
Fauziah Mohon Tunggu... Dosen - Serenity

I will be back

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalau mau pintar jangan takut kotor!

21 Juni 2011   15:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:18 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tiba-tiba teringat dengan iklan deterjen yang intinya kalau kita mau belajar jangn takut untuk bermain kotor. Mungkin inilah falsafah yang di ambil oleh koruptor di Indonesia. Ranah perpolitikan Indonesia tidak ubahnya seperti kandang hewan atau pasar ikan yang kebersihannya dipertanyakan. Ketika seseorang memasuki area perpolitikan tidak ubahnya seperti sedang berjalan di gang sempir yang di apit oleh kandang hewan tadi. Mau atau tidak yang melewati koridor kandang pasti terpercik noda minimal mencium bau tak sedap.

Siapa yang tidak merasa jijik dengan bau dan noda kotor itu. Saya yakin anda tidak tahan juga dan pasti langsung mencari air atau apa pun yang bisa digunakan untuk membersihkan diri dari noda itu. Ini fitrah manusia yang mencintai kebersihan.

Tapi sangat disayangkan mereka yang terpercik noda dalam kotornya perpolitikan negri ini lupa membersihkannya. Seolah-olah mereka merasakan tak ada noda yang menempel dan bau tak sedappun menjadi sesuatu yang biasa dan sudah menjadi kenikmatan tersendiri.

Jangan takut main kotor untuk menjadi pintar! Namun kini, politikus yang korup tidak takut sama sekali untuk bermain kotor. Apakah karena mereka terlalu pintar atau malah sebaliknya?

Mereka hanya mengambil setengah adegan dari iklan deterjen dan mungkin mereka lupa apa yang ingin disampaikan iklan deterjen itu sendiri. Tujuan yang sebenarnya dari deterjen tadi hanya untuk mempromosikan bagaimana deterjen berperan dalam membersihkan noda denganbersih bukan focus pada joroknya noda yang tidak dibersihkan.

Ayolah kita menyimak sampai habis, jangan lakukan suatu pekerjaan setengah-setengah. Selesaikan satu pekerjaan untuk mengerjakan pekerjaan lain itu lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun