Horeeee...!! Libur panjang telah tiba. Hmm, walaupun sebagian belum bisa menikmati libur panjang minimal libur tanggal merah satu hari saja. Cukuplah dari pada tidak sama sekali. Berbicara masalah libur saja sangat menyenangkan, apa lagi bisa menikmaniti saat-saat libur. Huhuuuiii... luar biasa sangat menyenangkan sekali. Anda sudah menemukan tempat menghabiskan masa liburan belum? Baiklah karena saya sendiri masih belum bisa menikmati libur panjang, mungkin hanya sedikit berbagi tentang libur pendek yang pernah di lalui sebelumnya. Liburan bersama keluarga pasti sangat menyenangkan tapi karena libur kemarin hanya dua hari liburan bersama keluarga ditiadakan.
Akhirnya saya memilih libur bersama teman jalan-jalan ke museum Fatahillah. Alasan memilih tempat ini karena tertarik dengan kata “kota tua” pasti seru pikir saya.
Berhubung akhir tahun yang nama bulan di akhiri “ber” (September, Oktober, November dan Desember) waktunya tahan “ember”, begitu saya dulu belajar waktu kecil untuk mengingat musim hujan. Sepanjang perjalanan diguyur hujan tapi tetap saja dengan semangat tak padam ingin mengunjungi tempat bersejarah itu.
Tapi saya aga sedikit heran, kenapa tempat bersejarah kelihatan seperti kurrang perawatan. Hmm... tapi akhirnya saya berpikir positif saja, yaaah namanya juga kota tua pasti pengelola ingin mempertahannya atmosfer di sekitar mesium betul-betul mencerminkan namanya.
Atap museumnya bocor, lantainya dipenuhi rembesan air. Saya berusaha menghiasi pikiran dalam otak yah beginilah sensasi di kota tua. Semuanya terlihat sangat alami, rembesan air, debu yang menempel dimana-mana sensasi kota tua sangat terasa.
[caption id="attachment_216360" align="aligncenter" width="448" caption="Rembesan air di lantai (doc. pribadi)"][/caption]
Semua pengunjung bebas sebebasnya melakukan apa saja di dalam ruangan. Mau bawa pulang benda yang di museumpun boleh saja asalkan tidak ketauan. Begitulah gambaran suasana di dalam ruangan.
[caption id="attachment_216363" align="aligncenter" width="247" caption="penampakan dalam ruangan, hi hii hii..."]
Ada yang aneh tidak ya?
[caption id="attachment_216368" align="aligncenter" width="300" caption="Oppss! "]
Benar-benar bisa merasakan sensasi kota tua. Tapi rembesan air hujan sangat merusak pemandangan dan yang pasti merusak barang-barang yang ada dalam museum jika dibiarkan terus menerus.
Sedikit catatan yang bisa dibawa pulang dari kota tua, Indonesia sangat kaya raya sejak dahulu kala. Saya jadi berpikir apakah ini salah satu alasan kenapa kota tua ini dibiarkan seperti ini, karena masih banyak tempat lain yang juga menyimpan kekayaan budaya dan sejarah yang luar biasa.
Apakah ini disebabkan banyaknya tempat berlibur di ibu kota sehingga tempat ini dibiarkan begitu saja. Ahh,, bukankah sejarah tak bisa di ulang kemudian kita bisa menemukan hal yang sama di masa depan? Mungkin saja saya telah berdosa karena melanggar peraturan di kota tua tapi adakah yang rela tutup mata melihat kekayaan kita rusak dengan ketidak pedulian kita? Semoga saja seseorang yang bertanggungjawab membaca tulisan ini. Tentu saja ini bukan tanggungjawab kelompok tertentu saja tapi kekuatan perseorangan tidak berbanding dengan kekuatan kelompok. Semoga suara-suara cempreng rakyat biasa seperti saya bisa terdengar pasti dengan satu tujuan "hargai peninggalan sejarah" karena itu bagian dari kekayaan kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H