Mohon tunggu...
Fauziah
Fauziah Mohon Tunggu... Dosen - Serenity

I will be back

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bimbingan Jelang Nikah (BJN) Daarun Nisa'

1 September 2012   14:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:02 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

http://www.facebook.com/daaruttauhiid

“Ramadhan kemarin pada arena iktikaf di masjid-masjid banyak orang memanjatkan doa yang sama. Kemudian do'a-do'a itu berpapasan di langit. Dan di Syawal ini do'a-do'a yang sama itu Allah pertemukan dalam satu kertas undangan”. Begitulah status seorang senior FLP Aceh, Anugrah Roby Syahputra yang mewakili apa yang sedang dialami oleh mereka yang doanya telah di ijabah saat ini. Sepertinya syawal selalu menjadi mumen yang penuh kebahagiaan. Berkumpul dengan sanak saudara, saling bercengkrama menikmati hari libur bersama keluarga. Saling bermaaf-maafan dan bersilaturrahim dengan kerabat.

Syawal ini sepertinya menjadi syawal yang bersejarah dalam kehidupan mereka yang akan berganti status dari anak perempuan menjadi istri dan anak laki-laki menjadi suami. Suatu kebahagiaan yang ditunggu-tunggu.

Namun adakalanya doa-doa yang telah dipanjatkan itu ‘belum’ terealisasi syawal ini. Bukan berarti Allah telah mengabaikan doa kita. Tentunya ada hal lain yang Allah rencanakan untuk kita.

Berbicara masalah pernikahan tidak akan pernah usang di telan waktu. Selalu menjadi topik hangat dalam setiap masanya. Untuk mempersiapkan sebuah pernikahan biasanya perhatian kita terfokus pada kapan waktu yang tepat, berapa biaya yang akan dipersiapkan, berapa lembar undangan yang akan dicetak dan hal lainnya yang cenderung bersifat jasadiah.

Sadar atau tidak tanpa adanya kesiapan rohaniah momen ini akan terasa menjadi sia-sia belaka. Hal ini tidak akan terasa dalam waktu dekat tapi berefek jangka panjang. Tidak heran kalau banyak pasanganyang bahkan baru menikah kemudian bercerai. Alasannya bermaca-macam.

Padahal menurut saya pribadi, mereka telah merencanakan semua persiapan pernikahan dengan baik tapi sayang mereka sering melupakan persiapan berupa mental spiritualitas. Disinilah mungkin letak permasalahannya. Akhirnya mereka hanya berpikir dengan menggunakan logika tanpa mementingkan estetika dan nilai-nilai spiritualitas.

Daarun Nisa’ (Muslimah Center) bagian dari Yayasan Daarut Tauhid mencoba untuk memberikan solusi dalam menjawab problematika ini. Ketika hati telah merasa mantap untuk melanjutkan sebuah hubungan membina rumah tangga. Persiapan yang dilakukan bukan hanya berupa fisik saja namun juga bersifat mental.

Semoga bisa bermanfaat...

Fauziah Humaira

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun