Â
Dalam lingkungan agama Tao, terdapat tradisi yang dikenal sebagai POUN, atau sering disebut juga sebagai Upacara Tolak Bala atau Ruwatan. Tradisi ini memiliki makna yang dalam bagi umat Tao, yang percaya bahwa POUN merupakan cara untuk menjaga nasib yang kurang baik. Namun, lebih dari sekadar upacara adat, POUN memiliki akar yang dalam dalam ajaran Tao dan merupakan bagian integral dari praktek keagamaan yang dipelihara dengan penuh kehormatan dan keyakinan.
POUN atau Upacara Tolak Bala adalah praktik yang dijalankan setahun sekali di awal tahun baru Imlek dalam agama Tao. Istilah "Bao" dalam Bahasa Mandarin bermakna menjaga atau melindungi, sedangkan Yun bermakna nasib, jadi dapat diartikan "Bao Yun" yang berarti melindungi nasib supaya terhindar dari bahasa atau petaka. Dalam kepercayaan Tao, keharmonisan dengan alam semesta adalah kunci, termasuk dalam hal nasib individu. Oleh karena itu, banyak praktisi Tao dari zaman dahulu melakukan riset dan pengamatan terhadap pengaruh alam, termasuk bintang-bintang, terhadap nasib manusia.
Menurut sejarah, riset ini menghasilkan pemahaman tentang siklus 60 tahunan yang berkaitan dengan unsur-unsur alam dan 12 shio. Tahun dalam siklus ini dijaga oleh Dewa Tai Sui, dan ketidakcocokan antara formasi bintang tahun tersebut dengan individu bisa membawa "JIONG" atau nasib kurang baik. Untuk mengatasi hal ini, ritual POUN dilakukan dengan cara mengubah formasi sembilan bintang agar nasib yang kurang baik dapat dihindari.
Pelaksanaan ritual POUN bisa bervariasi, tetapi tujuannya tetap sama: untuk merubah nasib yang kurang baik menjadi lebih baik. Misalnya, dalam Yayasan Zheng Dao Li Shang Hu, ritual ini diadakan dengan menggunakan jalan yang disebut "jalan Yi Pu", mengingat jasa seorang pejabat tinggi bernama Ta Yi atau Se Wen Ming dari masa Dinasti Xia yang berjuang tanpa kenal lelah dalam membantu rakyatnya saat daerahnya dilanda banjir besar.
Tahun 2024 Masehi atau 2575 Imlek, misalnya, adalah tahun Naga Kayu dengan Dewa Tai Sui bernama Dewa Li Cheng. Menurut perhitungan, tahun ini merupakan JIONG bagi orang-orang yang bershio NAGA, KAMBING, ANJING, dan KERBAU. Ritual POUN dijalankan untuk melindungi mereka dari nasib kurang baik yang mungkin terjadi.
Bagi umat Tao, POUN bukan hanya sekadar upacara adat, tetapi juga sebuah praktik spiritual yang mendalam. Ritual ini mencerminkan keyakinan akan keseimbangan alam dan pengaruhnya terhadap manusia. Dalam melaksanakan POUN, umat Tao memohon perlindungan dan berusaha mencapai keselarasan dengan alam semesta, sehingga mereka dapat menghadapi tahun yang baru dengan keyakinan dan keberanian.
Dalam upacara POUN, ada pula peran penting dari para pemimpin spiritual, seperti yang terjadi dalam upacara tolak bala di Kelenteng Zhen Cheng Gong, Jakarta Barat, yang dipimpin oleh Bapak Flyming Lika. Pengunjung berdoa dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberkahi dengan moral yang baik dan kesadaran yang tinggi, serta keselamatan dan kedamaian bagi semua.
Dengan demikian, tradisi POUN atau Upacara Tolak Bala dalam agama Tao bukan hanya sekadar praktik ritual, tetapi juga simbol dari kepercayaan dan keyakinan umat Tao akan pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam semesta dan mengarungi kehidupan dengan penuh kebijaksanaan.