Mohon tunggu...
Fauziah Sriramadhan
Fauziah Sriramadhan Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Multitalenta Ibnu Bajjah

17 Juli 2024   17:49 Diperbarui: 17 Juli 2024   17:49 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama  asli Ibnu Bajjah adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Yahyah al- Sha'igh. Di dunia barat ia terkenal dengan nama Avempace. Dia berasal dari keluarga Al Tujib. Maka ia terkenal dengan sebutan Al Tujibi. Ibnu Bajjah lahir pada abad 11 M/5H, dikota Sarogasa sampai besar. Dia dapat menyelesaikan jenjang akademisnya, juga di kota Sarogasa. Maka ketika pergi ke Granada, dia tela menjadi seorang serjana  Bahasa Arab dan Sastra Arab dan dapat menguasai dua belas ilmu pengetahuan. Para ahli sejarah telah memandangnya sebagai orang yang berpengatahuan luas dan mahir dalam berbagai ilmu. Fath ibn Khaqan, yang telah menuduh Ibnu Bajjah sebagai ahli bid'ah dan mengacamnya dengan bandingan karyanya Qala'id  al- iqyan, Fath ibn Khaqanan akhirnya mengakui keluasan pengetahuannya dan tidak meragukan meragukan kepandaiannya. Karena menguasai sastra, tatabahasa, dan filsafat kuno, oleh toko-toko sezamannya dia yang tela di sejajarkan dengan al-Syai al-Rais ibn Sina. Lantaran  kebenarannya makin menanjak, Abu Bakar Sahrawi, Gubernur Saragosa mengangkatnya sebagai pejabat tinggi pemerintahnya. Tapi ketika jatuh ke tangan Alfonso I, Raja Aragon, pada tahun 512H/1118M, Ibnu Bajjah sudah meninggalkan kota itu dan tiba di Seville lewat Valencia, tinggal disana dan menjadi tabib. Kemudian dia pergi ke Granada, lalu dia pergi  ke Afrika Barat-sampai laut. Setibanya di Syatibah Ibnu Bajjah di penjarakan oleh Amir Abu Ishaq Ibrahim ibn Yusuf ibn Tasrifin, karena di tuduh sebagai ahli bid'ah. Tapi menurut Renan, dia di bebaskan barang kali atas anjuran muridnya sendiri yaitu ibn Rasyd.

Kemudian setibanya di Fez, Ibnu Bajjah memasuki istana Gubernur Abu Bakar Yahya ibn Yusuf ibn Yusuf tasrifin, dan menjadi pejabat tinggi berkat kemampuan dan pengetahuan yang langka itu. Dia memegan jabatan tinggi itu dua puluh tahun. Saat masa kesulitan dan kekacauan  dalam sejarah Spanyol dan Afrika Barat-Laut.  Pelanggaran hukum dan kekacauan melanda seluruh negeri. Para gubernur kota dan daerah menyatakan kemerdekaan mereka. Mereka  yang bemusuhan saling menuduh sebagai berbuat bid'ah demi meraih keunggulan dan simpati rakyat. Musuh-musuh Ibnu Bajjah telah mencapnya sebagai ahli bid'ah dan berusaha membunuhnya, tapi usahanya gagal, tapi tahun 533H/11138M. Di Fez, Ibnu Bajjah berhasil di bunuh oleh Ibn Zuhr, seorang dokter termasyur pada masa itu berhasil membunuhnya, dengan memasukan racun  kedalam tubuhnya. Ibnu Bajjah dimakamkan  disamping makam ibn Al- Arabi muda.

Beberapa karya Ibnu Bajjah antara lain ;

  • (Risalat al-Wada') yang membahas tentang penggerak pertama (Tuhan), manusia, alam, dan kedokteran.
  •  (Kitab an-Nafs) menjelaskan tentang jiwa.
  • (Risalat al-Ittishal) menjelaskan tentang  hubungan manusia dengan akal Fa'al.
  • (Kitab Tadbir al-Muwahid) berisikan akhlak dan politik serta usaha-usaha individu menjauh diri dari segala macam keburukan-keburukan dalam masyrakat negara, yang disebutnya Insan Muwahid (manusia penyendiri).
  • (Tardiyyah) berisisi tentang Syair Pujian.

Pemikiran Filsafat Ibnu Bajjah

  • Metafisika (Ketuhanan)Sebagaimana Arisitoteles, Ibnu Bajjah juga mendasarkan filsafat metafisik pada fisika. Argumennya adanya Allah adalah dengan adanya gerakan di alam ini. Jadi, Allah adalah azali dan gerakannya bersifat tidak terbatas. Disinilah letak kelebihan Ibnu Bajjah walaupun ia berangkat dari filsafat gerak Arisitoteles, namun ia kembali pada ajaran Islam. Dasar Filsafat Arisitoteles ialah ilmu pengetahuan alam yang tidak mengakui adanya sesuatu dibalik alam empiris ini.
  • Menurut Ibnu Bajjah "Materi dapat bereksistensi tanpa harus ada bentuk (ash-shurat)" Pernyataan ini menolak asumsi bahwa "materi itu tidak bisa bereksistensi tanpa ada bentuk, sedangkan bentuk bisa bereksistensi dengan sendirinya, tanpa harus ada materi. "Ibnu Bajjah beragumen jika materi berbentuk, ia akan terbagi menjadi "materi" dan "bentuk" dan begitu seterusnya. Ibnu Bajjah menyatakan bahwa "bentuk pertama" merupakan suatu bentuk abstrak yang bereksitensi dalam materi yang dikatakan sebagai tidak mempunyai bentuk. Bentuk-bentuk yang berkaitan dengan aktif oleh ibn Bajjah dinamakan bentuk-bentuk kejiwaan umum, sedangkan bentuk-bentuk yang berkaitan dengan akal sehat dinamakan bentuk-bentuk kejiwaan khusus.
  • Jiwa
  • Menurut pendapat Ibnu Bajjah, setiap manusia mempunyai satu jiwa, jiwa ini tidak mengalami perubahan sebagaimana jasmani. Jiwa adalah penggerak bagi manusia Jiwa di gerakkan dengan dua jenis alat-alat Jamaniah dal Alat-alat Rohaniah. Alat-alat jasmaniah diantaranya ada berupa buatan dan ada berupa alamiah. Seperti kaki dan tangan. Alat-alat alamiah ini lebih dahulu dari buatan. Yang disebut juga oleh Ibnu Bajjah dengan pendorong naluri (al-harr al-gharizi) atau roh insting.
  • Akal dan Ma'rifat (Pengetahuan)
  • Menurut Ibnu Bajjah, akal merupakan bagian terpenting yang dimiliki oleh manusia. Ibnu Bajjah berpendapat bahwa ma'rifat(pengetahuan) yang benar dapat diperoleh lewat akal. Akal ini merupakan satu-satunya sarana yang melaluinya kita mampu mencapai kemakmuran dan membangun kepribadian.  Ibnu Bajjah percaya pada kemajemukan akal dan mengacu pada akal pertama dan akal kedua. Ia berpendapat,  akal manusia paling jauh adalah akal pertama. Lebih jauh, tingkat-tingkatan akal dengan mengatakan bahwa sebagaiam akal secara langsung berasal dari pertama; sebagian lain berasal dari akal-akal lain, hubungan antara yang diperoleh dan tempat asal akal yang diperoleh itu sama dengan hubungan cahaya matahari yang ada di halaman rumah. Ibnu Bajjah berpendapat bahwa seseorang dapat mencapai puncak ma'rifat dan meleburkan diri pada 'aqal fa'al(Akal Aktif), jika ia telah dapat terlepas dari sifat kerendahan dan keburukan-keburukan masyarakat, serta dapat memakai kekuatan pikirannya umtuk memperoleh ma'rifat dan ilmu sebesar mungkin, juga dapat menenangkan  segi pikiran pada dirinya
  • Ibnu Bajjah membagi perbuatan-perbuatan manusia kepada dua bagian. Bagian pertama, ialah perbuatan yang timbul dari motif-naluri dan hal-hal lain yang berhubungan dengannya, baik dekat atau jauh. Bagian kedua ialah perbuatan yang timbul dari pemikiran yang lurus dari kemajuan yang bersih dan tinggi dan bagian ini disebutnya, perbuatan-perbuatan manusia.
  • Politik (Teori Pemerintahan)
  •  Dari pengertian "Mutawid" kadang-kadang orang mengira bahwa ibnu bajjah menginginkan bahwa seorang terasing/menjauhkan diri dari maysarakat ramai. Tetapi sebenarnya Ibnu Bajjah bermaksud bahwa seorang mutawid sekalipun arus senan tiasa berhubungan dengan masyarakat. Tetapi seorang mampu menguasai diri dan sanggup mengendalikan hawa nafsu, tidak terseret ke dalam arus perbuatan rendah masyarakat. Dengan kata lain, ia harus berpusat pada dirinya dan selalu merasa bahwa dirinya menjadi contoh-contoh ikutan orang. Serta sebagai pembuat dan perundang-undangan bagi masyarakat, bukan malah tenggelam kedalam masyarakat itu.
  • Ibnu Bajjah menyadari bahwa warga yang memiliki sikap dan bertindak mulia, tidak banyak jumlahnya dalam masyarakat. Ia mengibaratkan sebagai tumbuhan kecil yang hidup diantara pohon besar yang beraneka macam,  sebagai perantau atau musafir yang memiliki watak budi dan tingkah laku yang berbeda dengan sikap dan pandangan hidup masyarakat yang mengitarinya. Mereka mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
  • Selalu menjaga kesehatan.
  • Selalu makan apa yang diperlukan oleh tubuh.
  • Sederhana dalam memenuhi kebutuhan hidup yang menyangkut pangan, dan tempat tinggal, karena kebutuhan yang demikian bukan tujuan utama bagi kehidupannya.
  • Bergaul dengan orang-orang yang berilmu dan menjauhi orang-orang yang mementingkan kehidupan duniawi.
  • Melakukan amal baik atas pertimbangan sendiri menurut pertimbangan akal.
  • Tindakan-tindakan mulia itu kemungkinan bisa diterapkan di Negara utama. Dalam bentuk-bentuk negara daerah yang rusak, semua tindakan dilakukan secara paksa dan implusive. Karena penduduknya tidak bertindak secara rasional, dan sukarela tetapi didorong, misalnya pencaharian kebutuhan hidup, kesenangan pujian atau kejayaan. Dalam kehidupan rezim yang tidak sempurna ini, dimana aspirasi intelektual dirintangi, maka tindakan seseorang yang terkucil, menarik diri dari pergaulan manusia, di dalam negara semacam ini untuk politik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun