Pemandu lagu diperkosa 5 pemuda di ruang karaoke, rekan tidak berani menolong meski korban berteriak. Â Demikian judul berita di Kompas.com (09/04/21) membuat saya miris, sebegitu bejatnya kelakuan 5 pemuda tersebut. Pasti kan mereka punya ibu dan mungkin punya saudara perempuan? apakah tidak membayangkan bagaimana bila itu juga menimpa keluarga mereka, pasti kan mereka tidak terima.Â
Banyak faktor mungkin yang melatarbelakangi terjadinya pemerkosaan, sebut saja karena pengaruh minuman keras, sebelumnya menonton video pornoditambah yang dihadapanya ada wanita seksi, dan yang pasti syaitan telah merasuki pikiran mereka, sampai tega berbuat sedemikian. Faktor-faktor itu tadi tidak bisa kita hindari, karena sejatinya miras itu mudah di dapat, demikian juga video porno berhamburan di internet.
Walaupun efek dari miras dan video porno ini sudah sangat nyata, namun peredarannya tak juga berhenti. Bisa jadi karena peminatnya banyak kali ya, jadi apapun efek yang ditimbulkan tak digubris. Inilah wajah asli penerapan sistem kapitalis sekuler setiap komoditas yang banyak peminatnya tak peduli halal-atau haram tetap dijual, karena dianggap menguntungkan.Â
Sistem Kapitalisme lahir sebagai pengganti sosialisme yang sangat mengekang manusia dengan adanya pembatas kepemilikan individu.  Kapitalis dengan ide dasar sekularisme (Pemisahan agama dari kehidupan ) melahirkan  empat kebebasan, yaitu kebebasan beragama, berekonomi, berpendapat dan kebebasan berprilaku.Â
Saya tertarik membahasa kebebasan berekonomi. Ketika dijaminnya kebebasan berekonomi, maka semua komoditas apapun selama ada peminatnya akan bisa dijual, termasuk minuman keras atau minuman beralkohol. Â
Akhirnya berbagai kalangan bebas mengkonsumsi miras yang jelas-jelas diharamkan dalam Islam. Masih mending kalo efek dari miras itu hanya menimpa si peminum, kenyataannya ada efek lain yaitu memicu si peminum keras untuk berprilaku kriminal seperti contoh kasus pemerkosaan diatas.Â
Regulasi terkait minuman keras harus tegas. Sampai saat ini walapun banyak kalangan terutama dari umat Islam menyuarakan terkait keharaman miras, tapi tetap saja kita temukan miras di pasar. Kalaupun ada yang digrebek oleh aparat, bila disinyalir melakukan pengoplosan. Namun, pabrik mirasnya sendiri masih boleh beroperasi.
Sampai kapanpun kriminalitas akan terus menghiasi halam berita di media massa, selama pemicu  tindak kriminal masih banyak beredar. Kita pun terutama perempuan harus waspada dan jadi khawatir kalau berada ditempat umum.Â
Perempuan dalam sistem kapitalis saat ini diperlakukan layaknya sebuah komoditas. Demi bertahan hidup perempuan saat ini rela bekerja sampai laruti malam menjadi pemandu lagu, yang bisa jadi disyaratkan harus  berpenampilan menarik dan seksi.  Bayangkan serendah itukah harga seorang perempuan yang didalam rahimnya lahir generasi masa depan?
Perempuan seharusnya dimuliakan dengan perannya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Perempuan sampai kapan pun tidak ada kewajiban baginya untuk menafkahi dirinya sendiri bahkan menafkahi keluarga.Itulah pandangan Islam terkait perempuan. Sangat jauh dengan perlakukan perempuan dalam sistem kapitalis, perempuan diperas tenaga, dan bahkan kehormatannya demi sebuah tuntutan dunia.
Sekali lagi semua kerusakan ini terjadi dalam sistem kapitalis sekuler yang dijalankan saat ini. Â Generasi rusak oleh miras , narkoba dan video porno, demikian juga dengan perempuan dilecehkan dan direnggut kehormatannya. Masihkah kita mempertahankan sistem yang hanya menghasilkan kerusakan ini ? Tidakkah semua sudah jelas ? Mari bangun kepedulian kita, dengan bersuara akan kerusakan sistem kaptalis sekuler ini, Â karena bila kita diam, bukan tidak mungkin keburukan sistem ini akan menimpa kita, Na'uzubilahimindzalik.