Mohon tunggu...
Sitta Fauziah
Sitta Fauziah Mohon Tunggu... -

Percaya dan yakin bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya. :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

“Perkembangan Sosioemosi di Masa Kanak-kanak Pertengahan dan Akhir”

26 Mei 2015   00:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:36 1994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

1.Perkembangan Emosi dan Kepribadian

a.Diri

Pada masa kanak-kanak tengah dan akhir, diri internal (internal self), diri sosial (social self), serta diri yang diperbandingkan secara sosial (socially comparative self) menjadi menonjol. Konsep diri merujuk pada domain evaluasi yang spesifik mengenai diri. Penghargaan diri merujuk pada evaluasi global mengenai diri, yang juga menyangkut martabat diri (self worth) dan gambaran diri (self image). Penghargaan diri memiliki kaitan yang cukup dengan prestasi sekolah namun memiliki kaitan yang luas dengan inisiatif. Ada empatcara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan penghargaan diri, yakni :

1)Mengidentifikasi penyebab rendahnya penghargaan diri.

2)Menyediakan dukungan sosial dan persetujuan sosial.

3)Membantu anak-anak meraih sesuatu.

4)Membantu anak mengatasi tantangan atau masalaha yang dihadapi.

Self efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang mampu menguasai situasi dan mencapai hasil yang positif. Bandura berpendapat bahwa Self efficacymerupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan seorang siswa. Schunk berpendapat bahwa Self efficacy mempengaruhi pilihan tugas dari seorang siswa; siswa dengan Self efficacy rendah akan menghindari berbagai tugas belajar. Tahap keempat perkembangan menurut Erikson, industri vs inferioritas, menandai masa anak-anak pertengahan dan akhir.

b.Perkembangan Emosi

Perubahan perubahan dalam emosi dapat menyangkut pemahaman terhadap emosi-emosi yang kompleks seperti bangga dan malu, mendeteksi bahwa ada lebih dari sebuah emosi yang dapat dialami di dalam sebuah situasi khusus, mempertimbangkan lingkungan yang dapat menggiring pada reaksi emosional, memperbaiki kemampuan menekan dan mengungkapkan emosi-emosi negatif, serta penggunaan inisiatif diri untuk mengarahkan kembali perasaan yang ada. Intelegensi emosional adalah sebuah bentuk intelegensi sosial yang mencakup kemampuan memonitor perasaan dan emosinya sendiri dan orang lain, melakukan diskriminasi terhadap perasaan dan emosi tersebut, srta menggunakan informasi ini untuk mengarahkan pikiran dan tindakan seseorang. Goleman menyatakan bahwa intelegensi emosional mencakup empat bidang: kesadaran diri emosional, mengelola emosi, membaca emosi, serta menangani relasi. Ketika usia anak-anak bertambah, mereka akan menggunakan strategi penganggulangan masalah dan stategi kognitif yang lebih banyak.

c.Perkembangan Moral

Kohlberg berpendapat bahwa perkembangan moral terdiri dari tiga level, prakonvensional, konvensional, dan poskonvensional serta enam tahap (masing-masing level terdiri dari dua tahap). Kohlberg berkeyakinan bahwa keenam tahap ini berkaitan dengan usia. Pengaruh pada perkembangan tahap-tahap mencakup perkembangan kognitif, imitasi, dan konflik kognitif, relasi dengan kawan sebaya, dan perspektif melihat sudut pandang orang lain. Teori Kohlberg memperoleh kritik, terutama dari Gilligan, yang menganjurkan pandangan mengenai kepedulian. Kritik lain berfokus pada penalaran moral yang tidak adekuat dalam memprediksikan tingkahlaku moral, pengaruh budaya dan keluarga, serta pembedaan antara penalaran moral dan penalaran sosial konvensional. Tingkahlaku prososial mencakup tingkah laku moral yang positif seperti berbagi (sharing). Kebanyakan sharing yang terjadi pada tiga tahun pertama kehidupan seorang anak, belum melibatkan empati; namun sekitar usia 4 tahun, anak sudah melibatkan empati dalam sharing. Ketika mulai memasuki sekolah dasar, anak-anak mengekspresikan ide-ide objektif mengenai keadilan. Akhir-akhir ini, terdapat minat yang sangat besar terhadap kepribadian moral.

d.Gender

Sterotip gender demikian tersebar luas diseluruh dunia. Antara pria dan wanita terdapat sejumlah perbedaan fisik. Beberapa ahli menyatakan bahwa perbedaan kognitif pria dan wanita terlalu dibesar-besarkan. Ditinjau dari sudut pandang perbedaan sosio-emosional, secara fisik pria lebih agresif dibandingkan wanita; sementara dibandingkan pria wanitameregulasi emosinya secara lebih baik dan lebih banyak terlibat dalam tingkah laku prososial. Klasifikasi peran gender memfokuskan perhatiannya pada seberapa maskulin, feminin, atau androginikah seseorang itu. Androgini berarti memiliki karakteristik feminin dan maskulin yang positif. Para ahli berpendapat bahwa kita ketika membahas gender, kita perlu meninjaunya dalam konteks.

2.Keluarga

a.Perubahan Perkembangan dalam Relasi Orang Tua-Anak

Dibandingkan dengan masa kanak-kanak awal, orang tua meluangkan lebih sedikitwaktu di masa kanak-kanak pertengahan dan akhir. Ada berbagai isu baru muncul dan berbagai perubahan dalam disiplin.

b.Orang Tua sebagai Manajer

Orang tua berperan penting sebagai manajer bagi kesempatan-kesempatan yang dimiliki oleh anak, mengawasi perilaku anak, serta inisiator dan pengatur sosial. Para ibu cenderung lebih berperan dalam peran pengasuhan ini daripada ayah.

c.Keluarga Tiri

Ketika orang tua bercerai, anak-anak yang tinggal di keluarga tiri menagalami lebih banyak masalah penyesuaian diri dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal di keluarga normal. Meskipun demikian, mayoritas anak-anak tinggal di dalam keluarga tiri tidak memiliki masalah penyesuaian diri.

3.Kawan-kawan Sebaya

a.Perubahan Perkembangan

Beberapa perubahan perkembangan yang menyangkut relasi dengan kawan-kawan sebaya di masa kanak-kanak pertengahan dan akhir adalah: meningkatnya preferensi terhadap kelompok kawan berjenis kelamin sama, meningkatnya waktu yang digunakan dalam interaksi dengan kawan sebaya dan ukuran kelompok, serta berkurangnya supervisi dari orang dewasa terhadap aktivitas kelompok.

b.Kognisi Sosial

Anak-anak yang populer sering kali dipilih sebagai kawan terbaik dan jarang tidak disukai oleh kawan-kawannya. Anak-anak rata-rata memperoleh angka rata-rata baik.

c.Status Kawan-kawan sebaya

Keterampilan dalam pemrosesan informasi sosial dan pengetahuan sosial memiliki dua dimensi penting dalam kognisi sosial di dalam relasi kawan-kawan sebaya.

d.Bullying

Terdapat sejumlah anak-anak yang mengalami bullying dan hal ini dapat memberikan dampak negatif jangka pendek dan jangka panjang pada koraban maupun pelaku.

e.Sahabat

Seperti halnya kawan-kawan orang dewasa, anak-anak yang saling bersahabat cenderung  sama satu sama lain. Persahabatan pada anak-anak memiliki enam fungsi: kebersamaan, stimulasi, dukungan fisik, dukungan ego, perbandingan sosial, dan intimasi/afeksi.

Sumber:

W. Santrock, John. 2011. Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup. New York. McGraw-Hill.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun