Mohon tunggu...
Sitta Fauziah
Sitta Fauziah Mohon Tunggu... -

Percaya dan yakin bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya. :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Diskriminasi

19 Mei 2015   07:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:50 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika kita mendengar kata kognitif, maka secara tidak langsung kita beranggapan dan mengarahkan pikiran kita kepada intelegensi. Anggapan itu tidak dapat disalahkan. Dan jika di pahami lebih jauh, kedua kata tersebut masih memiliki hubungan yang erat. Karena intelegensi manusia berada dalam cakupan kognitif yang tak lain juga mereka miliki.

Manusia memiliki tingkat pertumbuhan dan perkembangan intelegensi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perbedaan terhadap tiap individu harus sangat diperhatikan apalagi dalam dunia pendidikan. Dalam dunia ini seorang pendidik tidak dapat menyamaratakan kemampuan peserta didiknya secara menyeluruh. Dan dari sini sangat dibutuhkan perhatian pendidik terhadap peserta didiknya agar mereka dapat menerima pendidikan yang sesuai dengan harapan pendidik dan bangsa ini.

Dalam satu sekolah terdapat satu kelas yang memiliki murid dengan tingkat intelegensi yamg berbeda-beda. Satu murid yang memiliki tingkat intelegensi dibawah rata-rata mendapat perlakuan dan perhatian yang berbeda dari gurunya. Hal itu membuat membuat murid yang lain selalu bertanya-tanya dan merasa iri hati. Dan tak jarang mereka beranggapan bahwa gurunya telah berlaku diskriminasi terhadap muridnya. Bahkan siswa yang lain sering menanyakan kepada seorang siswa yang mendapat perlakuan lebih itu. Siswa itu tidak dapat menjawab apa yang sebenarnya terjadi. Karena ia belum memahami sepenuhnya bahwa ia mendapat perlakuan yang lebih dari seorang guru. Dan ia mengira bahwa apa yang dilakukan gurunya kepadanya juga sama dengan apa yang dilakukannya kepada murid yang lain.

Ketika guru ini mendengar desas-sesus berita yang beredar bahwa ia telah berlaku diskriminsai terhadap muridnya, seketika guru ini mengatakan bahwa apa yang sebenarnya ia dengar dan orang-orang di luar sana katakan itu tidak benar. Karena sebenarnya apa yang ia lakukan merupakan bentuk perlakuan dan perhatiannya kepada muridnya. Dan tak sedikit pun terbersit dalam hatinya untuk berlaku diskriminasi terhadap muridnya. Karena ia juga menyadari bahwa sikap yang seperti itu dapat merugikan dirinya sendiri dan juga murid-muridnya yang lain .

Namun, tak hanya anak-anak yang memiliki tingkat intelegensi dibawah standar saja yang mendapat perhatian dan perlakuan lebih dari orang-orang sekitarnya. Tak sedikit pula anak yang memiliki tingkat intelegensi tinggi juga mendapat perlakuan lebih dari orang sekitarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun