Mohon tunggu...
Sitta Fauziah
Sitta Fauziah Mohon Tunggu... -

Percaya dan yakin bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya. :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hanya Mampu Mengawasi dan Tak Mampu Melarang

27 April 2015   14:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:38 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan kognitif anak pada masa kanak-kanak awal ini telah banyak menampakkan kemajuan yang signifikan bila dibandingkan dengan masa sebelumnya. Mulai dari kemampuan anak untuk mengungkapkan pikirannya dalam bentuk pertanyaan, kemampuan anak yang sudah mulai menyembunyikan sesuatu yang ia miliki ataupun milik orang lain, dan juga kemampuan anak yang mampu mengubah suatu posisi benda meskipun belum sepenuhnya mampu mengembalikan barang tersebut seperti sedia kala.

Contoh kemampuan anak yang telah disebutkan diatas sering pula ditemui oleh penulis dalam lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Pada lingkungan tempat ia tinggal penulis pernah menjumpai seorang anak yang kira-kira berusia lima tahun. Penulis mengira bahwa anak tersebut memiliki tingkat IQ yang cukup tinggi, karena hal itu bisa terlihat dari keaktifan anak tersebut, dan kemampuannya dalam mengolah kata-kata. Ya walaupun pengolahan kata-katanya masih terbilang sederhana. Namun, pada usia lima tahun anak sudah mampu mengolah kata-kata merupakan suatu kebanggan tersendiri bagi orang tua ana tersebutk. Pengolahan kata-kata tersebut salah satunya ia tampakkan pada cara ia bertanya kepada orang yang lebih tua. Ketika ia merasa belum memahami betul apa yang ia tanyakan maka ia akan menanyakan terus sampai ia benar-benar paham. Dan tak jarang pada usia ini anak-anak sering atau bahkan banyak bertanya. Namun, sebagai orang tua anda jangan merasa kesal atau jengkel terhadap buah hati anda yang menanyakan banyak hal kepada anda. Karena banyak bertanya tersebut merupakan salah satu bentuk aplikasi dari pertumbuhan kognitif anak pada masa ini. Dan jangan sesekali anda memarahi atau memotong pertanyaan buah hati anda. Karena itu bisa saja berpengaruh terhadap daya pikir anak tersebut. Sebagai orang tua yang baik, sebaiknya anda tetap mendengarkan dan menjawab pertanyaan buah hati anda meskipun anda belum mampu menjawab secara mendetail. Namun, setidaknya anda memberikan jawaban atas pertanyaan yang telah diberikan oleh buah hati anda. Dan setidaknya buah hati memahami walaupun sedikit dari apa yang telah anda jelaskan kepadanya.

Selain itu, pada usia ini anak-anak juga mulai mampu menyembunyikan barang, meskipun itu bukan miliknya sendiri. Tak sedikit anak-anak pada masa ini yang mampu menyembunyikan barang terkadang juga lupa dengan posisi dimana ia menyembunyikan barang tersebut. Namun, tak lama kemudian ia juga ingat dimana letak barang yang telah ia sembunyikan. Selain itu yang lucunya lagi,  penulis juga pernah menjumpai anak yang dengan sadar telah menyembunyikan barang milik ayahnya. Namun, ketika ia ditanya oleh sang ayah dimana ia menyembunyikan barang milik ayahnya, ia mengatakan kalau dia lupa dengan posisi ia menyembunyikan barang tersebut. Dengan alasan kalau ia berkata jujur, takut ayahnya akan menggunakan barang itu lagi. Dan ketika anak ini ditanya oleh kakaknya, ia telah mengatakan dengan jujur dimana ia menyembunyikan barang milik ayahnya tapi anak ini memberikan syarat kepada kakaknya untuk tidak mengatakan kepada siapapun tentang barang milik ayahnya tadi. Dan jika ayah mengetahui dimana letak ia menyembunyikan barang tersebut, maka ia menganggap bahwa kakaknya adalah pembohong. Karena ia telah berbohong kepada dirinya. Ketika beberapa hari ayah tak lagi mencari barangnya, anak tersebut menanyakan kepada ayahnya. “barang ayah kemarin aku sembunyikan lho, ayah sudah ndak nyari barang itu lagi??”. Tanya anak kecil itu kepada ayahnya. “untuk apa ayah nyari barang ayah, kan barangnya sudah ketemu. Ini. . . hehehehe“ jawab ayah. Melihat barang yang ia sembunyikan jatuh ditangan ayahnya. Anak ini merasa terkejut. Dan langsung berlari mencari kakaknya, dan berkata “kakak bohong, kakak bohong, katanya kakak ndak akan kasih tahu ayah letak barang yang aku sembunyikan! Tapi barangnya sudah di ayah???. Kata anak tersebut. Dan tak lama kemudian anak ini menangis. Dan kakak pun bingung dengan keadaan seperti ini. Dan akhirnya, kakak memanggil ayahnya. “ayah,. .ayah,. .  adik menangis!”. Kata kakak. “kenapa adik bisa menangis?”. Tanya ayah. Ketika sang kakak telah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi terhadap adiknya, ayah langsung bergegas mengambil barang miliknya. Dan ternyata barang yang ada di tangan ayahnya adalah barang baru yang ayah beli dua hari lalu. Dan barang yang disembunyikan oleh anak tersebut masih aman berada dalam tempat persembunyiannya. Meskipun ia telah mendengar penjelasan dari ayahnya, anak ini masih saja merasa kesal kepada kakaknya karena ia mengira bahwa kakaknya telah berbohong kepadanya.

Dan perkembangan kognitif pada masa ini juga nampak pada perilaku anak yang mampu merubah posisi suatu barang namun belum mampu mengembalikannya pada posisi awal. Perilaku ini juga pernah di jumpai penulis dalam satu keluarga. Dalam keluarga ini memiliki anak yang kira-kira berusia empat tahun. Anak ini gemar sekali bermain dengan mainan yang ia miliki. Jadi setiap kali ia main, ia selalu membuat kondisi rumah selalu berantakan. Namun, ibu dari anak ini selalu membiarkan buah hatinya bermain sesuka hatinya, tanpa melarang bahkan memarahinya. Dan sesering mungkin ibu ini menasehati buah hatinya agar setelah bermain, ia mengembalikan posisi mainannya seperti posisi awalnya. Nasehat itu di dengar dan di laksanakan oleh buah hatinya, namun peletakan barang yang dilakukan anak tersebut tak sama seperti letak awal mainan tersebut.

Dari sedikit kisah di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif anak pada masa anak-anak awal ini dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan ia mengungkapkan pertanyaan, menyembunyikan barang, dan juga mampu merubah posisi suatu barang namun, belum belum sepenuhnya mampu mengembalikan pada posisi awalnya.

Satu pesan yang dapat penulis sampaikan, “sebagai orang tua sebaiknya anda terus mendukung perkembangan buah hati anda, tanpa harus melarang buah hati anda melakukan apa pun yang ia sukai. Namun anda harus tetap mengawasi buah hati anda setiap melakukan kegiatan yang ia kerjakan. Agar buah hati anda tidak salah dalam memilih dan melakukan segala macam aktifitas yang dapat membahayakan dirinya”.

Oleh : Sitta Fauziah Nur Rahmawati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun