Mohon tunggu...
Fauziah
Fauziah Mohon Tunggu... -

Pelajar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Musim Paceklik

2 Januari 2019   19:31 Diperbarui: 2 Januari 2019   19:34 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Teruntuk kau yang sedang diterpa musim paceklik tubuh, semoga kau tak lekas patah untuk menentang maut.

Di keremangan senja yang abu
Kuhimpun segala berita dari muara
Memilin sepasang resah dan gundah di kalbu
Tersebab tirta yang mengguyur tanah kuyu

Mereka bilang, di sana tenggelam
Gedung-gedung, jembatan compang-camping tersiram tirta
Ah tahukah kau? Aku di sini, dideru khawatir yang tak pasti
Dibayang desah jeram akan keadaanmu yang muram

Hari-hariku pun patah, gaduh berserakan
Tetes-tetes cangkir pualam pun berkelamut,
meringkuk sepi di ujung serah
Menyublim sendu pada rapal doa kebaikan
Pintakan sejumput baik-baik saja untukmu
Agar kau di sana selalu terlindung oleh Sang Maha Mirah

Tegukan terakhir, kulilit segala duka bersama
Mengemasnya dalam bija-bija doa
Agar kau lantas tenang

Kuredamkan berbagai sesak di kalbu
Membabat takut yang berdiri tangguh
Agar kau di sana mampu dan siap menghadapi segala musim paceklik tubuh

Pada kamu, pecandu segala ilmu
Adakah sedih yang pecah di pelupuk kalbu?
Bilamana ada, kuharap kau kuat
Menantang tanah kuyu yang merenggut maut
Kuharap kau mampu, berserah pada Sang Maha Agung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun