Tembus Pandang ke langit biru
Aku tersipu malu
Secarik kertas kurobek pada diary itu
Kupital kata demi kata
tinta hitam mulai memenuhi ruang
Tuhan ku kirim surat untuk-Mu
Ku memesan untuk menjadi tulang rusuknya
Anganku terbang bersama hiruk-pikuk angin
Saatku bersandar pada kayu balai kampung
Ku tengok permukaan sungai menggambarkan wajah cintakuÂ
Seolah merestui hatiku
Tuhan ku kirim surat untuk-Mu
Tanamkanlah benih dihatinya
Jika terkabul sungguh bahagia ku rasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!