Mohon tunggu...
Ahmad Fauzan Widodo
Ahmad Fauzan Widodo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Prodi Pengembangan Masyarakat Islam

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Prodi Pengembangan Masyarakat Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Salat ibadah khusus sebagai perantara komunikasi seorang hamba kepada Allah SWT

5 Januari 2025   19:24 Diperbarui: 5 Januari 2025   19:24 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ahmad Fauzan Widodo 

"MAHASISWA PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH (kelas 1D) 

Manusia merupakan ciptaan Allah yang terbaik, sebagaimana yang tertera pada Q.S At-Tin [95] : 4 yang artinya berbunyi, "sungguh, kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." Manusia adalah makhluk Allah yang memiliki anatomi tubuh terbaik, roh, jiwa; kalbu, dan akal. Dengan memiliki 5 komponen tersebut, manusia bukan hanya merupakan makhluk biologis, tetapi juga makhluk berpikir, makhluk sosial, dan makhluk rohani. Manusia membutuhkan asupan nutrisi halal dan thayyibah, atau 4 sehat dan 5 sempurna, guna menopang kehidupan biologisnya. Manusia membutuhkan informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu guna mendorongnya berpikir, manusia membutuhkan relasi untuk mewujudkan jati dirinya sebagai makhluk sosial. Manusia membutuhkan komunikasi personal dengan Allah guna memenuhi kebutuhan rohaninya

Dalam Q.S. Fatir [35]: 15, Allah berfirman yang artinya, " Wahai Manusia, Kamulah yang memerlukan Allah. Hanya Allah yang Maha kaya lagi maha terpuji."

Salat sebagai media komunikasi personal Hamba dengan Allah, diatur sedemikian rupa karena salat merupakan ibadah khusus yang memiliki syarat dan rukun yang diatur di dalam fiqih ibadah. Salah satu syarat salat yaitu badan, pakaian, dan tempat salat bersih dari najis dan hadas, baik hadas kecil maupun hadas besar. Menyucikan diri dari hadas kecil dengan wudhu, sedangkan bersuci dari hadas besar dengan mandi junub. 

Komunikasi personal dengan Allah dalam salat dimulai dengan berdiri menghadap kiblat atau arah Ka'bah yang menggambarkan pribadi yang datang dan menghadap Allah dengan kesadaran bahwa seorang hamba Allah datang menghadapnya untuk berkomunikasi melalui bacaan dan gerakan khas yang ditentukan oleh Allah dan dicontohkan oleh rasulnya. Sementara itu, gerakan Takbiratul Ihram dengan mengucapkan " Allahu Akbar" adalah deklarasi kebulatan tekad seorang hamba bahwa Allah maha besar dan Allah satu-satunya Ilah yang berhak diibadahi oleh seluruh manusia. Allah satu-satunya Tuhan yang mengatur dan menggenggam segala urusan manusia, alam, dan jagat raya. Ucapan " Allahu Akbar" ketika membuka dialog dengan Allah dalam salat diharapkan menjadi energi spiritual yang mengisi pernyataan, pikiran, perasaan, dan rohani seorang hamba yang salat dengan kesadaran bahwa Allah senantiasa menyaksikan, mengawasi, dan mengetahui secara mendalam pelik-pelik sikap dan perbuatan setiap orang dalam kehidupan pribadi dan sosial. Mengangkat kedua tangan menggambarkan penghargaan dan penghormatan hamba kepada Allah sekaligus bentuk penyerahan diri secara total kepadanya yang diungkapkan dalam bahasa non verbal, sedangkan ucapan " Allahu Akbar" merupakan bentuk komunikasi verbal, kedua bentuk komunikasi verbal dan nonverbal ini disatukan dalam perasaan berserah sepenuhnya kepada Allah yang disimbolkan dengan mengangkat kedua belah tangan yang dilakukan bersamaan dengan pernyataan " Allahu Akbar" dengan tulus, ikhlas, dan berserah kepadanya secara lahir batin. 

Komunikasi personal hamba dengan Tuhannya melalui salat terkait dengan ritme kehidupan yang terbagi ke dalam 5 titik konsultasi dalam sehari semalam. Salat zuhur dilakukan ketika fisik, pikiran, tenaga, dan perhatian terkuras pada pekerjaan sehingga komunikasi personal dengan Allah diperlukan untuk menguatkan kembali bahwa orientasi hidup ini bukan hanya mencari uang, tetapi mencari keridhaan Allah. Komunikasi personal dengan Allah melalui salat asar diperlukan untuk mendapatkan spiritual power guna menjaga konsistensi bahwa aktivitas Sejak pagi hingga petang itu tidak keluar dari tujuan ibadah kepada Allah yang merupakan misi utama hidup. Sementara itu, komunikasi hamba dengan Allah melalui salat magrib diperlukan guna mendapat bimbingan dalam menghadapi peralihan ritme kehidupan dari siang memasuki malam. Melalui salat magrib, seorang hamba berkomunikasi dengan Allah bahwa tugas mencari penghidupan di siang hari sudah ditunaikan. Allah berfirman dalam Q.S. An-naba [78]: 9-11 yang artinya, " kami menjadikan tidurmu untuk beristirahat. Kami menjadikan malam sebagai pakaian. Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan." Sementara melalui salat Isya, hamba berkomunikasi dengan Allah menjelang istirahat agar bisa memenuhi firman Allah dalam Q.S. Al-Isra [17]: 79 yang artinya berbunyi, " pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." Melalui salat subuh, hamba berkomunikasi munikasi dengan Allah agar dengan fisik, pikiran, perasaan, dan rohani yang segar mendapat ridho Allah dalam menunaikan tugas mencari penghidupan yang berkah guna menopang fungsi sosial seorang muslim, yakni peduli dan berbagi dengan sesama yang duafa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun