Mohon tunggu...
Fauza Norhidayah
Fauza Norhidayah Mohon Tunggu... -

segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti mempunyai tujuan yang jelas

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kabut Asap? Bagaimana Kita Harus Menyikapinya?

29 Oktober 2015   07:55 Diperbarui: 29 Oktober 2015   08:32 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabut asap? Bagaimana daerahku? Bagaimana tempat kelahiranku? Bagaimana keluargaku? Bagaimana masyarakat disana? Sudah berapa banyak yang kehilangan nyawa? Sudah berapa banyak gadis-gadis kecil menderita? Dimanakah oemerintah? Dimanakah oknum-oknum yang sudah terpilih setelah mengumbar-umbar janjinya? Pernahkah mereka berfikir nasib daerah kami lebih penting daripada harus siaga 1 pada acara Perebutan piala presiden kemarin.

Setiap kali menelpon orang tua, terlintas di benak fikiranku bagaimana orang tuaku disana? Apakah ini tidak berpengaruh dengan kesehatannya? Mamah yang sedang menjalani kemotherapy oral Cuma menjawab dengan senyum “gak papa, nikmati aja,, rejeki Allah” cobaan untuk Negara kita nak,” yah bisa dibilang mamah merupakan orang yang mempuyai pemikiran rasional dan meyakini bahwa segala sesuatu itu sudah diatur oleh Allah.

Kebakaran hutan yang terjadi diRiau,Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin maupun Samarinda disebabkan oleh tangan-tangan oknum yang tidak bertanggung jawab dalam menggunakan lahan, kerakusan yang dimiliki oleh mereka menyebabkan banyak warga Indonesia harus berkorban dalam kabut asap ini.

Bantuan apakah ada? Ya pasti ada bantuan dari mana-mana, presiden pula sudah berjuang untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pemadam kebakaran pun sudah ekstra untuk memadamkan api dari segala penjuru. Banyak penghalang untuk memadamkan api tersebut, bisa dicontohkan kekurangan air dikarenakan jauhnya pasokan air yang tidak bisa dijangkau. Air sekarang ini sangat krisis untuk tempat-tempat yang didaerahnya mengalami kabut asap. Musim kemarau menyebabkan kekeringan dimana-mana, sehingga pasokan air sangat sulit untuk dicari. Kegiatan masyarakat pun menjadi salah, mau mandi air kotor, mau makan, makanannya banyak kuman?

Apa reaksi dari kalian petinggi Negara, ingat lagunya iwan fals jadinya, “kalian dipilih, bukan dilotre, meski kami tak kenal siapa saudara” inget lah masyarakat memilih kalian bukan karena mereka hanya memilih sembarangan, tapi untuk menjunjung suara mereka di parlement nanti. Kalian bisa bikin gedung yang besar, bisa keluar kota bersama-sama, tapi kok untuk masalah kabut asap ini kalian tidak bisa menyelesaikan sih? Apakah harus menunggu provinsi kami hilang dari peradaban Indonesia?

Kami sebagai pemuda-pemudi Indonesia, jelas sangat terpukul dengan kejadian ini, kami merasa sekali kalau masih kurang usaha dari oknum-oknum penting buat menyekesaikan masalah ini, kita tidak bisa hanya mengandalkan pemadam kebakaran, tidak juga mengandalkan pemerintah saja untuk mengatasi masalah ini, tidak juga sebagian masyarakat yang mengerjakan pemadaman api tersebut. Berapa sudah kerugian Negara ini untuk menyelesaikan masalah ini? Guys,, sekarang mending kita mikirin gimana caranya buat nyelesaikan masalah ini, ayoo kita kerjakan sama-sama, ayo kita fikirkan dan atasi bersama-sama. Jangan hanya mengobral omongan yang tidak penting..

Ok guys,,, ingat kemajuan negeri ini tergantung dari pemuda-pemudi yang ada dalam negeri ini. Para pemuda pemudi tidak harus melakukan demo untuk menuangkan kekritisan kita, kita omongkan baik-baik , kekritisanmu jangan hanya omongan, buktikan juga dengan tulisan sumbangkan tulisanmu buat membantu Negara kita ini. Negara butuh oknum-oknum yang mampu memikirkan dan mampu turun langsung menyelesaikan nasib warga negaranya bukan hanya menonton dari televise mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun