Menyelami Sudut Pandang Dokter Bedah: antara Ilmu Pembedahan, Seni Pembedahan, dan Bisnis Pembedahan

Meski begitu, terdapat beberapa hal yang menjadi catatan bagi pembaca terhadap buku ini. Walaupun buku ini ditulis dengan sederhana dan mudah dibaca, namun dalam penulisannya, Khadra kerap menggunakan istilah-istilah dunia kedokteran tanpa memberikan catatan kaki berisi keterangan maksud istilah tersebut. Hal ini mungkin terjadi secara alamiah oleh Khadra yang terbiasa dengan istilah tersebut sebagai dokter bedah, namun sebagai pembaca awam, istilah-istilah tersebut menyulitkan memahami makna.

Selain itu, menurutku, untuk sebuah tulisan memoar, buku ini agak monoton (meskipun tetap menarik). Tidak seperti buku-buku memoar yang pernah kubaca, salah satunya memoar yang ditulis Ed Husain tentang catatan perjalanannya sebagai seorang Islamis, yang 'lebih berani dan lebih terbuka', Khadra justru seperti memiliki kekhawatiran untuk mengekspos banyak hal menarik lain dalam perjalanan hidupnya sebagai dokter bedah. Misalnya dia menggunakan nama samaran dalam banyak hal: rumah sakit, wilayah, nama. Lalu dalam tulisannya, Khadra seperti ingin selalu menyudahi konflik di tiap bab lebih cepat dari kenyataannya. Aku tidak tahu apakah penulis buku memang memiliki keterbatasan dalam mengeksplorasi ingatan pengalamannya, atau memang ia sengaja tidak ingin membuat konflik tersebut terdengar besar dan gaduh. Namun, terlepas dari itu, buku ini tetap menarik untuk dibaca.