Mohon tunggu...
Fauzan Ramadhan (Fram Han)
Fauzan Ramadhan (Fram Han) Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku, Content Writer, dan Blogger

I am a book author, content writer, and storyteller. I help you expand your knowledge about Socio-Culture, Life and Personal Development.

Selanjutnya

Tutup

Book

Menyelami Sudut Pandang Dokter Bedah: antara Ilmu Pembedahan, Seni Pembedahan, dan Bisnis Pembedahan

3 April 2024   13:30 Diperbarui: 3 April 2024   13:40 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah ulasan Buku karya Mohamed Khadra, berjudul "Making the Cut" yang pertama kali diterbitkan oleh Random House Australia Pty, Ltd, tahun 2007 di Australia. Buku ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Literati pada tahun 2009.

"Dalam pembedahan ada ilmu pembedahan, ada seni pembedahan, dan kemudian ada bisnis pembedahan." -- Mohamed Khadra, Making the Cut (hal. 246).

Sebagai manusia, berurusan dengan rumah sakit, dokter, dan segala peralatannya tampak menyebalkan dan menakutkan. Belum lagi ketika mendengar isu-isu dunia kedokteran yang kontroversial dan tak jarang mengorbankan nyawa: malapraktik, biaya rumah sakit mahal, dan perawat atau dokter muda yang malas atau ceroboh. Hal itu menambah ketidakpercayaan terhadap institusi dan orang-orang yang terlibat di dalam dunia kesehatan.

Namun, pernahkah kita berpikir bahwa dokter pun tak jarang juga mengkritisi hal tersebut. Hanya saja mereka harus mengikuti gaya profesionalisme dokter era lama, yang terus diwariskan sejak puluhan bahkan ratusan tahun lalu. Mereka yang mempunyai cara padang reformis mengenai sistem kedokteran akan 'disingkirkan' dengan tidak diberi ruang untuk berkembang. Mohamed Khadra, dalam buku ini menceritakan semuanya melalui pengalamannya sebagai seorang dokter bedah tentang isu-isu (institusi) kesehatan yang menurutnya perlu diketahui masyarakat.

Khadra mengisahkan perjalanan hidupnya menjadi dua bagian besar: pendidikan, dan praktik. Kedua tema besar tersebut kemudian diperinci menjadi dua puluh enam bab. Dalam bagian pertama, penulis memulai kisahnya sebagai lulusan fakultas kedokteran yang memiliki rasa cinta terhadap dunia pembedahan akibat memori permainan bedah boneka di masa kecilnya, dan melanjutkan pendidikan dokter bedah. Pada bagian awal buku, Khadra mengomentari jam kerja dokter yang padat dengan total 120 jam per-minggu dengan shift on call selama 72 jam tanpa tidur. Ia mengatakan bahwa dokter-dokter di Australia memiliki waktu yang sedikit untuk hadir dalam momen keluarga seperti hadir pada pidato hari anak, hari ulang tahun, atau bahkan hari jadi pernikahannya sendiri. Seringnya mereka akan memasuki rumah dalam sunyi beku pasangan yang merajuk.

Dokter kerap kali diasumsikan harus bersikap baik. Dokter yang berperangai galak, emosional, 'kejam' karena tak dapat menunjukkan ekspresi empati, meskipun kerja operasi-operasinya cemerlang, maka akan dihindari oleh pasien dan bahkan oleh kalangan dokter itu sendiri. Masyarakat memaksa bahwa dokter bedah selain harus bersikap kompeten juga berlaku baik. Hal itu membuat dokter bedah yang baik hati namun tidak kompeten akan lebih disukai pasar dibandingkan mereka yang memiliki keahlian luar biasa, namun memiliki perilaku sosial yang kasar dan tidak menyenangkan. Penulis buku ini berusaha membuka mata masyarakat, bahwa bentuk cinta seorang dokter bedah adalah dengan menjalankan proses pembedahan dengan sebaik mungkin, tanpa kesalahan. Sebab hal itulah yang lebih dibutuhkan oleh para pasien, kembali dengan keadaan selamat dan sehat.

Integritas seorang dokter bedah diuji saat mereka membuka praktik sendiri. Mereka akan sering dihadapkan dengan isu konflik kepentingan antara praktik pembedahan yang sakral untuk kesehatan atau pembedahan untuk bisnis. Seperti seorang pasien yang mengeluhkan sesuatu yang sebenarnya tidak memerlukan tahapan pembedahan, namun apabila tidak dilakukan pembedahan, seorang dokter hanya akan memperoleh sekitar 100 dollar, sementara jika pasien tidur di kasur bedah dokter akan menghasilkan hingga 5000 dollar. Dokter tak perlu benar-benar melakukan operasi hebat, ia hanya cukup melakukan pembedahan 'formalitas' karena pasien tidak benar-benar membutuhkan pembedahan.

Selain itu, Khadra juga menyoroti kasus konflik malapraktik yang terkadang merupakan konflik kepentingan lain dalam 'bisnis pembedahan'. Di Australia, biaya kesehatan cukup tinggi, oleh karenanya masyarakat (seolah) diwajibkan memiliki premi asuransi kesehatan. Beberapa orang memanfaatkan asuransi kesehatan sebagai lahan bisnis baru, terutama para pengacara. Dalam banyak kesempatan, para pengacara 'liar' mengompori pasien rumah sakit yang kurang puas terhadap layanan pengobatan untuk menuntut dokter atas dugaan malapraktik. Tentunya bila tuntutan itu berhasil, para pengacara lah yang paling diuntungkan secara materil, sementara pasien diuntungkan secara emosional dan kepuasan batin bahwa rumah sakit dan dokter merupakan kebobrokan nyata di dunia. Lalu, dokter bedah harus membayar biaya yang besar di pengadilan atas tuntutan tersebut. Hal yang paling melelahkan menurut Khadra sebenarnya adalah ketika mengikuti proses persidangan dengan tuntutan yang seringkali dilebih-lebihkan. Dokter yang semula tulus merawat masyarakat dengan dedikasi baik, di kemudian hari menjadi lebih skeptis dan berhati-hati untuk menghindari tuntutan.

Kelebihan dan Kekurangan Making the Cut.

Buku ini dapat dikategorikan sebagai tulisan yang cukup ringan dengan cerita sederhana sehingga mudah dibaca dan dimengerti oleh pembacanya. Apabila kalian pernah menonton serial bertema kodekteran bedah seperti drama korea Hospital Playlist, Dr. Romantic, atau serial amerika seperti Good Doctor, buku Making the Cut akan tampak lebih nyata dalam imaji.

Making the Cut menjadi lebih menarik karena memberikan perspektif lain melalui berbagai pengalaman penulis sebagai dokter bedah, yang mungkin jarang diketahui masyarakat. Terlebih, pengalaman yang dituliskan bukan hanya pengalaman biasa, tetapi menyinggung konstruksi sosial-budaya dan politik dalam dunia kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun