Di era globalisasi saat ini, budaya asing dapat dengan mudah masuk dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Budaya asing dapat masuk melalui teknologi, media sosial, dan hiburan yang pengaruh budaya luar semakin besar dan sulit untuk dihindari. Namun, tidak semua budaya-budaya itu sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila hadir sebagai panduan sekaligus filter untuk menyaring budaya asing yang bertentangan dengan identitas bangsa.
Pancasila adalah dasar negara sekaligus pandangan hidup bangsa Indonesia, tetapi pancasila juga berperan sebagai filter budaya asing yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa. Lima sila dalam Pancasila mencerminkan nilai-nilai luhur yang menjadi pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia. Perannya sangat penting dalam menjaga nilai-nilai luhur bangsa, karena Pancasila menjadi landasan moral, etika, dan hukum yang mempersatukan keberagaman yang ada di Indonesia.
Pancasila Sebagai Filter Budaya
- Menjaga Nilai Religius
Sila pertama Pancasila "Ketuhanan Yang Maha Esa" mengajak setiap warga negara Indonesia untuk mengakui dan menghormati eksistensi Tuhan yang Maha Esa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sila ini menjadi dasar dalam membentuk masyarakat yang taat terhadap ajaran agama yang di mana kehidupan dan moral setiap individu harus sejalan dengan nilai-nilai keagamaan yang dianut. Budaya yang bertentangan dengan ajaran agama harus ditolak.
- Mengutamakan Kemanusiaan
Sila kedua Pancasila "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" mengajarkan bahwa setiap manusia harus diperlakukan dengan martabat dan hak asasi yang layak sebagai manusia. Budaya asing yang memperkenalkan atau melanggengkan kekerasan, diskriminasi, eksploitasi manusia, atau budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan harus dihilangkan.
- Memperkuat Persatuan
Sila ketiga Pancasila "Persatuan Indonesia" menekankan pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan dalam masyarakat yang beragam. Keberagaman adalah kekayaan bangsa, namun jika tidak dikelola dengan bijaksana dapat menyebabkan perpecahan dan konflik. Oleh karena itu, budaya asing yang memicu intoleransi, perpecahan, atau konflik antar kelompok harus dihindari agar persatuan bangsa tetap terjaga.
- Meningkatkan Demokrasi
Sila keempat Pancasila “ Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan” menekankan pentingnya musyawarah untuk mencapai mufakat dan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan. Budaya asing yang mendorong individualisme ekstrem atau yang mengabaikan kepentingan bersama bertentangan dengan prinsip demokrasi yang dipegang oleh Indonesia.
- Menegakkan Keadilan Sosial
Sila kelima Pancasila, "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia," menekankan pentingnya pemerataan kesejahteraan dan keadilan di seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Sila ini mengajarkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan perlakuan yang adil dalam aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Oleh karena itu, budaya asing yang menciptakan atau memperburuk kesenjangan sosial atau ketidakadilan harus dihindari, karena bertentangan dengan prinsip dasar keadilan sosial yang dijunjung tinggi dalam Pancasila.
Pancasila tidak hanya berperan sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara, tetapi juga sebagai benteng yang melindungi Indonesia dari budaya asing yang bertentangan dengan nilai-nilai bangsa. Dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman, masyarakat Indonesia dapat menjaga identitas dan moralitasnya di tengah derasnya arus globalisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H