Mohon tunggu...
Muhammad Fauzan Ilham
Muhammad Fauzan Ilham Mohon Tunggu... Mahasiswa - Psychology Student | Content Writer | Personal Growth

Halo, Aku Fauzan! Mahasiswa Psikologi di Universitas Mercu Buana Jakarta. Selamat membaca artikel yang telah aku buat. Semoga bermanfaat, ya!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

5 Stages of Grief

16 Januari 2022   16:00 Diperbarui: 13 Juni 2023   08:33 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Edit in Canva

Kehilangan seseorang yang dicintai adalah pengalaman yang menyakitkan dan memilukan. Dalam menjalani proses duka, banyak individu mengalami perasaan dan emosi yang berbeda. Untuk membantu memahami perjalanan emosional yang terkait dengan duka, teori "5 Tahapan Duka" oleh Elisabeth Kübler-Ross dan David Kessler dapat memberikan panduan. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan 5 tahapan duka dan bagaimana mereka memengaruhi individu yang berduka.

Tahap 1: Penyangkalan

Tahap pertama dalam proses duka adalah penyangkalan. Saat menerima berita tentang kehilangan, individu mungkin mengalami kesulitan untuk mempercayai atau menerima kenyataan tersebut. Mereka mungkin merasa kebingungan, shock, atau bahkan tidak percaya bahwa kehilangan itu benar-benar terjadi. Penyangkalan berfungsi sebagai bentuk perlindungan psikologis yang alami, yang membantu individu dalam mengatasi kehilangan secara bertahap.

Tahap 2: Kemarahan

Setelah tahap penyangkalan, individu dapat mengalami kemarahan yang kuat terhadap kehilangan yang mereka alami. Marah bisa ditujukan kepada orang yang telah pergi, kepada diri sendiri, atau kepada situasi atau faktor yang terkait dengan kehilangan tersebut. Emosi kemarahan ini bisa terasa intens dan terkadang tidak rasional. Hal ini penting untuk memahami bahwa kemarahan adalah respons alami terhadap kehilangan yang signifikan.

Tahap 3: Tawar-Menawar

Tahap tawar-menawar adalah upaya individu untuk mencari cara-cara untuk menghindari atau mengurangi rasa sakit yang terkait dengan kehilangan. Mereka mungkin berusaha bernegosiasi dengan kekuatan yang lebih tinggi, merencanakan perubahan dalam kehidupan mereka, atau berjanji untuk melakukan sesuatu sebagai kompensasi atas kehilangan tersebut. Namun, dalam tahap ini, individu mulai menyadari bahwa tawar-menawar tersebut tidak akan mengembalikan apa yang telah hilang.

Tahap 4: Kesedihan

Tahap kesedihan adalah tahap di mana individu mulai menghadapi rasa sakit yang mendalam akibat kehilangan tersebut. Mereka mungkin merasa sangat sedih, kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari, merasa terisolasi, atau merasa hampa. Kesedihan dalam tahap ini adalah respons normal terhadap duka yang dialami. Penting untuk membiarkan diri sendiri merasakan dan menyatakan kesedihan tersebut sebagai bagian dari proses penyembuhan.

Tahap 5: Penerimaan

Tahap akhir dalam proses duka adalah penerimaan. Pada tahap ini, individu mulai menerima kenyataan bahwa kehilangan itu nyata dan tidak dapat diubah. Meskipun mereka tetap merasakan sedih, mereka mampu menjalani kehidupan dengan kehilangan tersebut sebagai bagian dari narasi mereka. Penerimaan bukan berarti melupakan atau mengurangi arti kehilangan, tetapi memungkinkan individu untuk menyesuaikan diri dengan realitas baru.

Penting untuk dicatat bahwa setiap individu dapat mengalami tahapan ini dengan urutan dan durasi yang berbeda. Tidak ada waktu yang ditentukan untuk setiap tahapan, dan beberapa individu mungkin mengalami tahap yang berulang-ulang sebelum mencapai penerimaan yang sejati. Dalam menghadapi proses duka, penting untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekat, mencari bantuan profesional jika diperlukan, dan memberi diri sendiri waktu untuk berduka. Proses ini adalah langkah penting dalam penyembuhan dan pemulihan setelah kehilangan yang signifikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun