Mohon tunggu...
Fauzan Hawari
Fauzan Hawari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

saya senang ber-Public Speaking, menulis dan melakukan management event

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Esensial FOMO (Fear of Missing Out): Semua Orang Harus FOMO

18 Januari 2023   01:00 Diperbarui: 18 Januari 2023   01:17 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Canva


     Memasuki Society 5.0 memaksa masyarakat untuk selalu berpacu dengan sirkulasi informasi yang berkembang begitu cepat. Pesatnya informasi dapat dilihat dengan semakin banyaknya platform yang menjadi wadah bertukar informasi bagi masyarakat seperti instagram, youtube, tiktok, bahkan platform pertemuan secara online yakni zoom dan google meet. Peredaran informasi yang begitu cepat menimbulkan tuntutan kebutuhan yang tinggi akan informasi yang sering dikenal dengan FOMO atau Fear Of Missing Out. FOMO dapat dicirikan sebagai perasaan seseorang yang selalu merasa khawatir jika tidak Up To Date terhadap perkembangan berita atau Tren baru.

     Istilah yang diperkenalkan oleh penulis asal amerika serikat yakni Patrick McGinnis bermula ketika ia yang merupakan seorang dosen melihat muridnya yang selalu terpengaruh akan suatu trend an hal tersebut juga mempengaruhi lingkungan sekitarnya untuk melakukan hal serupa. 

       Namun,FOMO sering kali dilabeli sebagai hal negatif karena memiliki dampak yang buruk bagi psikis dan sosial seseorang karena dianggap terlalu memaksakan diri untuk mengikuti sesuatu dan terkesan tidak memiliki pendirian terhadap indentitas diri sendiri. Tetapi itu semua kembali kepada bagaimana kita memandang sesuatu, karena faktanya jika kita memiliki sudut pandang yang berbeda , ternyata FOMO (Fear Of Missing Out) memiliki efek positif bagi pribadi atau sosial seseorang seperti :

1. Belajar hal baru 

      Orang yang memiliki sikap FOMO biasanya akan selalu mencari kegiatan atau informasi yang sedang hype. Kegiatan atau informasi yang bermunculan di media sosial saat ini sangat bervariasi, hal ini dapat dimanfaatkan oleh orang yang memiliki sikap FOMO untuk mempelajari hal yang sebelumnya dirasa tidak dikuasai. Hal baru yang dipelajari tersebut, akan menjadi suatu keahlian yang akan berguna di social life seseorang. Semua itu tidak lepas dari hal yang disebut dengan mediatisasi. 

Menurut couldry mediatisasi sendiri bermakna keterlibatan media dalam aspek kehidupan manusia dan hal ini bisa kita rasakan dimana dahulu untuk mempelajari hal baru harus melalui perpustakaan atau membeli buku , namun sekarang melalui banyak platform di gadget yang mempermudah kita menemukan wawasan baru.

2.Menghasilkan income 

      Menjadi FOMO dapat menjadikan seseorang memiliki penghasilan sendiri bahkan di usia muda. Hal ini karena semakin sering kita mengetahui tren yang happening maka kita akan dapat melihat celah ataupun potensi untuk meraup pundi-pundi penghasilan seperti FOMO terhadap Korean Wave yang timbul dari efek mediatisasi melalui drama korea ataupun Korean music yang mendorong banyaknya peluang bisnis terkait trend tersebut seperti berjualan photo card atau merchandise terkait Korean wave. Hal ini didukung dengan perputaran uang selama adanya kegiatan berbelanja online mencapai 266,3 triliun selama tahun 2021 sehingga peluang mencari keuntungan disini sangat besar.

3. Memiliki social life yang baik 

     Sikap FOMO juga dapat membentuk social life yang baik bagi setiap individu Karena dengan pengetahuan terkait suatu hal yang lagi happening dapat menjadi bahan obrolan di lingkungan pertemanan. Selain itu seseorang yang memiliki sikap FOMO sering kali menjadi sumber informasi terkait sesuatu yang lagi trending sehingga banyak orang yang merasa nyaman dan terbantu karena hal tersebut

4. Percaya Diri 

    Kepercayaan diri dapat tumbuh jika terus dilatih dan ditunjukan didepan khalayak secara langsung ataupun melalui media sosial. Orang FOMO terlatih untuk melakukan hal tersebut, karena mereka terbiasa mengikuti suatu tren yang terkadang terkesan sedikit “aneh” atau “nyeleneh”. Namun itu semua merupakan bagian dari melatih mental seseorang untuk semakin percaya diri jika dihadapkan dengan situasi yang membutuh kepercayaan diri seperti kegiatan yang berhubungan dengan public speaking atau tampil di depan umum  

5. mengetahui dunia luar 

   Sekali lagi efek mediatisasi mengambil peran penting pada kebiasaan FOMO yang terjadi pada pengguna media sosial. Hal ini karena melalui tayangan film ataupun music korea yang sedang happening menjadikan masyarakat indonesia sedikit demi sedikit mempelajari budaya luar sehingga khazanah budaya yang dimiliki semakin banyak dan beragam

   Semua aktivitas yang muncul di society 5.0 ibarat pedang yakni tergantung penggunaanya seperti apa. Sama halnya dengan FOMO yang selalu dikaitkan dengan suatu aktivitas yang buruk bahkan sering dihindari ternyata jika kita dapat membaca celahnya maka akan menghasilkan benefit yang komplek untuk pribadi individu dan yang terpenting adalah melakukan apa yang disenangi sehingga meskipun dipandang berbeda namun setidaknya dapat membahagiakan diri sendiri. 

    Media berperan aktif dalam munculnya fenomena ini, media menjadi sarana ekspresi dan juga inspirasi generasi saat ini dalam beraktivitas sehari-hari sehingga tak heran jika perubahan tren media sosial saat dinamis terjadi.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun