mikroalga dari air rawa gambut sebagai agen Carbon Capture and Storage (CCS). Riset ini bertujuan untuk mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target net zero emission maksimal pada tahun 2060.
Di bawah bimbingan Ibu Faridah Tsuraya, S.Si., M.Si., tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Palangka Raya (UPR) melakukan penelitian inovatif tentang potensi"Penelitian ini didasarkan pada temuan kami sebelumnya tentang keberadaan mikroalga di perairan gambut. Kami ingin mengeksplorasi lebih jauh potensinya dalam menyerap karbon untuk mendukung upaya mitigasi perubahan iklim," jelas Fauzan Fikri, ketua tim peneliti.
Tim peneliti terdiri dari mahasiswa Fakultas MIPA UPR, di antaranya Fauzan Fikri, Dwi Septiana Safira, dan Awalliyah Ayu Fitriyah. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Pusat Pengembangan IPTEK dan Inovasi Gambut (PPIIG) dan Laboratorium Biologi, FMIPA UPR.
Fauzan Fikri, ketua tim peneliti, menjelaskan, "Di bawah arahan Ibu Faridah, kami fokus pada mikroalga yang diisolasi langsung dari air rawa gambut. Mikroalga ini memiliki potensi besar dalam menyerap dan menyimpan karbon, yang sangat penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca."
Penelitian dilakukan dengan mengisolasi dan mengkarakterisasi mikroalga dari air rawa gambut, kemudian mengkultivasi mikroalga tersebut dalam fotobioreaktor. Tim ini menggunakan berbagai jenis medium dan air, termasuk air gambut hitam, air gambut jernih, dan air murni untuk membandingkan pertumbuhan dan efektivitas penyerapan karbon.
"Kami menggunakan teknologi fotobioreaktor vertical column untuk mengoptimalkan pertumbuhan mikroalga dan mengukur efisiensi penyerapan CO2," lanjut Fauzan.
Ia menambahkan, "Tantangan utama kami adalah mengoptimalkan kondisi pertumbuhan mikroalga dalam air gambut, yang memiliki karakteristik unik seperti pH rendah dan kandungan zat organik tinggi."
Sejauh ini, tim belum melakukan uji skala besar dan masih fokus pada penelitian di tingkat laboratorium. Mereka berencana untuk menganalisis jumlah serapan karbon dan efisiensi mikroalga dalam menyerap CO2 dari udara.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, tim peneliti merasa terbantu oleh dukungan dana dari DIKTIRISTEK dan fasilitas yang disediakan oleh Universitas Palangka Raya. Mereka berharap hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon di Indonesia.
"Kami optimis bahwa penelitian ini dapat menjadi langkah awal dalam mengembangkan solusi berbasis alam untuk mengatasi perubahan iklim, khususnya di daerah dengan lahan gambut yang luas seperti Kalimantan," tutup Fauzan Fikri.
Tim peneliti berharap hasil riset mereka dapat dilanjutkan dan dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target net zero emission dan membangun Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang berkelanjutan.