Mohon tunggu...
fauzan faqih
fauzan faqih Mohon Tunggu... -

mahasiswa Psikologi uin maulana malik ibrahim malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penempatan yang Sesuai

12 November 2014   05:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:01 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apa pendapat kalian mengenai perempuan ikut andil dalam mencari nafkah atau menjadi seorang pemimpin ? saya adalah salah seorang yang kontra dengan hal ini. Mengapa ? silahkan kalian terus membaca sampai habis.

Muncul tokoh seorang wanita yang sangat kuat, beliau dari salah satu pahlawan bergender wanita bagi Negara Indonesia. Nama R.A Kartini sudah tidak asing bagi telinga warga Negara Indonesia. Beliau merupakan pencetus dari penyetaraan gender di Negara Indonesia. Beliau muncul dengan sederet usaha kerasnya demi menyetarakan derajat seorang laki-laki dengan perempuan, dan hal itu sangat berpengaruh pada saat ini.

Saya menyetujui usaha yang dilakukan oleh R.A Kartini untuk menyetarakan derajat seorang wanita dan laki-laki. Karena pada saat itu pun seorang wanita sangat dikucilkan. Namun untuk saat ini, bukan berarti seorang wanita harus bercampur tangan dalam mencari nafkah keluarga dan menjadi seorang pemimpin. ketika ditanya, mereka menjawab dengan membawa alesan mereka mempunyai hak dan derajat wanita telah sama dengan seorang laki-laki, jadi mereka merasa bisa ikut dalam mencari nafkah keluarga dan menjadi seorang pemimpin.

Setaranya derajat seorang laki-laki dengan wanita terhadap dua sisi yang bereda, memang mereka mempunyai hak dalam bekerja untuk mencari nafkah keluarga dan juga mereka mempunyai hak menjadi seorang pemimpin, tapi kedua hal itu merupakan suatu perbuatan diluar dari ketentuan seorang wanita. Sejatinya titik lemah dan kuat seorang laki-laki dengan wanita itu berbeda. Wanita mempunyai kekuatan maksimal ketika mengandung soerang anak dan dalam mengasuh serta membimbing seorang anak, disitu titik kuat dari seorang wanita, apa seorang laki-laki bisa melakukan hal itu secara maksimal seperti seorang wanita ? begitupun dengan mencari nafkah dan menjadi seorang pemimpin, hal itu merupakan suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh tenaga pada titik kuat seorang laki-laki.

Semua mempunyai tempat masing masing, maka tempatkanlah sesuatu pada tempatnya. seorang laki-laki dan perempuan mempunyai ketentuan yang telah dikodratkan oleh Tuhan, maka sesuaikan diri menurut ketentuan yang telah dikodratkan oleh Tuhan. Dari hal atas jelaslah sudah, seorang wanita dan seorang laki-laki sudah mempunyai ketentuannya masing-masing. Dari atas tadi, bukan saya merendahkan gender seorang wanita, tapi dimana keduanya memang telah diciptakan oleh Tuhan dengan kekuatan dan kelemahan yang berbeda, maka keduanya saling membutuhkan untuk saling melengkapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun