Mohon tunggu...
FAUZAN
FAUZAN Mohon Tunggu... Freelancer - Content moderator

A boy with lots of things in mind

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Orangtua Gaptek? Kamu Wajib Bersyukur

17 April 2020   11:47 Diperbarui: 17 April 2020   12:04 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi kian hari kian menjadi-jadi. Tampaknya semua sisi kehidupan akan segera digitilasisasikan. Baik pendidikan, kesehatan, peternakan, perkebunan bahkan hingga asisten rumah tangga juga sudah mulai tergantikan oleh teknologi. 

Orang-orang di luar sana mengatakan bahwa ini semua untuk menciptakan sebuah kemudahan dalam kehidupan. Tapi itu semua masih dapat diperdebatkan. Ntah kemudahan apa yang dimaksud saya pribadi masih bertanya-tanya akan itu.

Akhirnya, di era yang serba-serbi teknologi ini menuntut banyak orang untuk beradaptasi. Baik yang muda, maupun yang tua sekalipun. Tapi, tetap saja ada orang-orang yang sulit untuk beradaptasi dengan hal tersebut. Sebut saja gadget, tidak semua orang tua yang akhirnya mampu mengoperasikannya sekalipun hanya menggunakan aplikasi WhatsApp. Banyak yang tetap setia dengan hape nokia model lamanya. Andai kamu kelahiran 1990an mungkin nokia itu adalah handphone pertama bagimu.

Dalam menanggapi hal ini, ada orang yang menanggapi dengan negatif dan adapula yang menanggapi dengan positif. Namun, secara garis besar saya ingin menyimpulkan orang yang berangapan negatif hanya akan mengatakan sulit beradaptasi.

Sementara itu, saya ingin sedikit memberitahu anda betapa bersyukurnya anda memiliki orang tua yang gagap teknologi. Jangan khawatir orang tua anda sulit beradaptasi dan lain sebagainya. Tampaknya itu hanya sedikit kekurangan dari sekian banyak manfaat. Berikut alasan mengapa anda harus bersyukur memiliki orang tua gaptek:

Kumpul Keluarga Berkualitas

Dalam sebuah keluarga, apalagi jika sudah tersebar di beberapa daerah, berkumpul bersama keluarga, orang tua, kakek nenek tentu menjadi hal yang sangat dinantikan banyak orang. 

Apalagi momen ini mungkin hanya akan dirasakan satu atau mungkin maksimal dua kali dalam setahun. Rindu yang telah telah berbulan-bulan terpendam akhirnya akan segera terbalaskan, sekalipun tak jarang juga dari kita yang memutuskan untuk memanfaatkan teknologi seperti video call. Namun, tetap saja rindu itu belum terbalaskan sepenuhnya,

Tapi, ketika waktunya datang, apa kamu akan memutuskan untuk tetap fokus pada gadget masing-masing ? Realitanya, rindu hanya sebatas rindu. Pada akhirnya semua akan kembali pada gadget masing-masing. Di sinilah keuntungan memiliki orang tua yang gaptek. Mereka tidak akan fokus pada gadget masing-masing. Family time akan sangat dirasa benar-benar berkualitas. Akan banyak waktu untuk terus bersama melepas rindu yang sebenarnya.

Hidup Lebih Bermakna

Siapa sangka bahwa hidup dengan gadget mengikuti perkembangan teknologi justru akan mengurangi makna hidup itu sendiri, apabila tidak bijak mengikuti perkembangan itu sendiri. Banyak waktu akan dihabiskan untuk menjadi kaum sosialita, kaum rebahan atau mungkin bahkan sekedar menjadi penikmat video-video receh. Tidak salah jika itu semua dilakukan, namun pada porsi yang pas pula.

Dengan gadget, mungkin setiap detik apa yang dikerjakan harus diketahui oleh orang-orang lewat berbagai stori di berbagai media sosial yang dimiliki. Beda konteks jika media menjadi pencaharian bagi mereka. 

Namun, secara garis besar saya ingin menekankan bahwa di masa tua nanti, saya pun ingin menjadi lebih bermakna lagi, bukan menjadi golongan tua yang hanya haha hihi. Harapannya, suatu saat ketika ajal menjemput, saya kembali pada pangkuan Ilahi dengan penuh makna. Bukan ditemani dengan handphone yang tak lekang dari genggaman.

No Selingkuh

Sebenarnya ini cukup exrteme, tapi ini semua saya temui di kehidupan sehari-hari. Sekalipun tidak menutup kemungkinan orang tua yang gaptek juga akan selingkuh, namun akan memperkecil kemungkinan untuk selingkuh di zaman yang begitu canggih ini. Melalui sentuhan jari, banyak hal nakal yang kemudian bisa diakses oleh banyak orang.

Saya belum mengalami masa ini, tapi apakah kamu tahu bahwa katanya akan ada masa pubertas yang kedua? Katanya sih momen ini akan hadir di waktu tua. Sebenarnya tidak perlu khawatir akan hal ini, jika ada keterbukaan antar anggota keluarga. Namun bahaya jika sampai kebablasan. Nah, handphone menjadi salah satu alat pusaka yang cukup efektif untuk mencoba melakukan hal nakal di momen ini.

Nah, jadi gimana temen-temen? Apa kalian setuju dengan pendapat saya di atas? Jika iya tentu kalian akan sangat menerima dan bersyukur memiliki orang tua yang gagap teknologi dan berhenti memaksakan mereka untuk tetap bisa mengikuti perkembangannya. 

Tapi, tulisan ini sangat subjektif, sebab saya dapatkan dari perjalan hidup saya selama lebih dari 20 tahun, baik di kota maupun di desa. Yang pasti, semoga orang tua kalian semua pada baik-baik aja dan semoga juga kita suatu saat nanti menjadi orang tua yang baik pula seperti mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun