Derap langkahnya tidak diragukan lagi. Sepatu kulitnya menghantam lantai langkah demi langkah, terburu-buru, bak anggota kopasus yang sedang bertugas. Â Dapat saya pastikan ia adalah dosen yang akan masuk dan duduk tepat dihadapan saya.
Â
Seketika kelas hening bak Taman Makam Pahlawan
Â
Pasalnya, ia dosen yang begitu menggemaskan, sepuh tanpa senyuman dan kata-katanya menghunus tajam jika diucapkan. Satu per satu nama di daftar hadir mulai dibacakan, dengan ritme yang cepat, persis seperti  Rich Brian dalam melafalkan rap ciptaanya. Bekerja dengan ligat, ia memulai penugasaan sambil menulis di papan tulis yang tak lagi putih.
Â
"Saya akan memberikan tugas kepada kalian semua, silahkan bagi kelompok dengan maksimal anggota dua orang saja dan dikumpulkan minggu depan. Kelas tidak akan dimulai sebelum seluruh tugas  terkirim ke email saya. Ada pertanyaan ?"
Â
Diwaktu yang sama, gadget ku bergetar. Sudah kuduga, jadwal rapat komunitas atau organisasi suda menanti.
Â
Bergulat dalam Hiruk Pikuk Ibukota