Kejadian ini dialami oleh teman penulis saat liburan di malaysia minggu lalu. Ketika dia dan dua temannya jalan-jalan di KLCC Twin Tower Petronas, teman penulis ini menerima kabar melalui telpon dari keluarganya indonesia bahwa adiknya yang bungsu ditabrak mobil. Dan membutuhkan biaya perawatan banyak. Pihak keluarga meminta dikirimkan uang senilai 5o juta secepatnya. Dengan panik mereka bertiga mencari tahu bank Indonesia yang ada dimalaysia untuk mentranferkan dana tersebut. Setelah bertanya sana-sini dengan penduduk lokal akhirnya mereka memperoleh alamat Kantor Cabang Mandiri Remittance Cabang Jalan Ipoh, Wisma MEPRO Kuala Lumpur. Bergegaslah ke tempat yang ditunjukkan tersebut. Singkat kata, teman penulis (T) berada di couter berhadapan dengan seorang Customer Servise (CS).
TÂ Â :Â bisa kirim uang ke Indo?
CS :Â mau kirim wang berape?
TÂ Â :Â 50 juta rupiah (atau sekitar 18050 ringgit dengan kurs 1 RM = Rp. 2770.0831)
CS : uang CASHnya ?
TÂ Â :Â Â ini kan bank mandiri cabang malaysia berarti bisa transfer dong...
CS :Â Â maaf...tidak bisa, ini hanya anak perusahaan bukan cabang bank mandiri indonesia....
TÂ : what ???.... (bingung soalnya batas penarikan kartu atmnya cuma 5 juta per hari)
Dari kasus diatas, ada beberapa pertanyaan di benak saya :
- Kenapa bank mandiri remittance malaysia tidak bisa melakukan transfer melalui kartu ATM antar bank meskipun yang dituju bank yang sama?
- Kenapa pihak BI tidak menegosiasikan ke pihak BI malaysia untuk memudahkan bank Indonesia ekspasi ke negeri jiran untuk membantu para TKI dan pebisnis dari Indonesia mengirim dan menyimpan uang mereka (mari bandingkan dengan Bank CIMB yang mempunyai cabang dimana-mana di Indonesia walaupun saya tahu dengan cara membeli bank Niaga)?