Lebih dari tiga minggu yang lalu, tepat pada tanggal 3-4 Juli 2013, JKT48 mengadakan konser bertajuk “Perkenalkan, Nama Kami JKT48!” di Tennis Indoor Senayan, Jakarta. Setelah lebih dulu menggelar konser di lima kota besar di Indonesia, JKT48 juga membawakan lagu-lagu spesial yang biasanya hanya mereka nyanyikan dalam teater, lagu itu seperti Tenshi No Shippo (Ekor Malaikat), Kagami No Naka No Joan D’Arc (Joan D’Arc Di Dalam Cermin), dan Yuuhi Wo Miteiruka? (Apakah Kau Melihat Mentari Senja?).
Satu yang menarik adalah dibawakannya lagu “JKT48” yang menjadi penutup konser tersebut. Lagu tersebut jelas merupakan lagu baru yang mereka bawakan, lagu itu tidak ada dalam album “Heavy Rotation”, tidak masuk dalam singel “RIVER” maupun “Yuuhi Wo Miteiruka?” juga bukan bagian dari setlist “Pajama Drive”, “Renai Kinshi Jourei”, maupun “Boku No Taiyou”. Ternyata, Lagu “JKT48” yang merupakan saduran dari lagu “AKB48”, adalah bagian dari setlist “PARTY Ga Hajimaru Yo!” atau setlist perdana dari tim A, AKB48.
Muncul banyak dugaan dari para fans, lagu “JKT48” ini merupakan teaser dari keluarnya setlist baru yang akan menggantikan setlist J2 “Renai Kinshi Jourei” pasca lebaran nanti. Tentu saja rumor pergantian setlist yang terbilang cepat ini menimbulkan banyak pertanyaan. Selain terkesan buru-buru, banyak fans yang melihat, pemilihan setlist A1 ini bisa dilihat sebagai sebuah penurunan, selain tim J sudah lebih matang dalam performance J2, dari segi konten, A1 terdengar standar manakala disandingkan dengan J2, mulai dari sisi koreografi sampai kompleksitas musik. Maklum, setlist “PARTY Ga Hajimaru Yo!” yang merupakan setlist perdana AKB48 ini hanya terdiri dari 12 lagu, sedangkan “Renai Kinshi Jourei” sendiri memiliki lagu lebih banyak yaitu 17 lagu.
Sebelum itu mari kita analisis lagu dalam setlist ini satu persatu. Lagu-lagu dalam “PARTY Ga Hajimaru Yo!” diantaranya adalah, “PARTY Ga Hajimaru YO!”, “Doku Ringo Wo Tabesasete”, “Dear My Teacher”, “Skirt, Hirari”, “Classmate”, “Anata To Christmas Eve”, “Kiss Wa dame Yo”, “Hoshi No Ondo”, “Sakura No Hanabiratachi”, “Aozora No Soba Ni Ite”, dan “AKB48”.
Secara keseluruhan, mayoritas lagu-lagu dalam setlist ini bertempo lambat dengan tema-tema yang mengangkat kisah romantisme, Dear My Teacher contohnya, bercerita tentang kisah cinta (terlarang) antara guru les dengan muridnya. Dear My Teacher menjadi salah satu fokus saya karena liriknya yang “menggoda” dan “menjurus”, di Jepang sana, lirik ini mungkin menjadi objek fetish-isme para salary-man. Tentu saja saya akan sangat menantikan bagaimana lagu ini akan dibawakan oleh JKT48 di teater mereka.
Dalam hal unit song, setlist A1 ini memiliki lima lagu, yaitu “Skirt, Hirari”, “Classmate”, “Anata To Christmas Eve”, “Kiss Wa Dame Yo”, dan “Hoshi No Ondo”. “Skirt, Hirari” contohnya, dibungkus dengan aransemen ballad yangbercerita tentang pencarian cinta seorang perempuan muda yang dilambangkan dengan roknya yang berkibar dan tertiup angin.
Fokus yang paling menarik adalah munculnya lagu “AKB48”, lagu yang merupakan bagian dari setlist perdana AKB48 ini terlihat seperti lagu promo yang mengajak masyarakat untuk menonton pertunjukkan mereka di Akihabara sana. Liriknya secara jelas mengangkat keadaad Akihabara, mulai dari pusat perbelanjaan sampai toko-toko elektronik yang menjadi trademark Akihabara.
Dan sesuai dengan hal tersebut, lirik lagu “JKT48” juga menceritakan hal yang sama, terdengar jenaka di kuping saya, lirik lagu ini bercerita tentang daerah yang ada di Jakarta, lengkap dengan tempat wisatanya, maka dari itu nama-nama seperti Monas, Gelora Bung Karno, Sudirman, dan secara mengejutkan, Mangga Dua ada didalam lirik tersebut.
Tentu saja saya tidak melihat setlist ini dari segi konten semata, perjuangan dari AKB48 generasi pertama dalam membangun basis popularitas yang kuat tidak saya kesampingkan. Mereka pernah disebut sebagai pantsu-group (sebutan untuk grup yang sering terlihat memamerkan celana dalamnya) hanya karena bagian koreografi dari “Skirt, Hirari” menunjukkan hal tersebut. Lagu “PARTY Ga Hajimaru Yo” yang jelas mengajak penonton mereka untuk sama-sama berpesta, harus mereka lalui dengan suram karena nyatanya, tidak banyak yang menonton mereka. Tetapi mereka bisa melaluinya setelah sekarang menjadi grup idola paling beken di Jepang.
Saya berharap member JKT48 bisa ikut merasakan pengalaman kakak-kakaknya di Jepang sana, bukan sesuatu pengalaman yang menyakitkan, tetapi lebih kepada pengalaman berharga tentang sebuah setlist dengan asal-usul dan sejarah yang dalam. Konser Tokyo Dome “1830 No Yume” ikut menggambarkan, dinyanyikannya kembali “PARTY Ga Hajimaru Yo” sebagai lagu pembuka oleh enam member AKB48 generasi pertama yang masih tersisa, merupakan hasil kerja keras dan etos semangat dari belasan member generasi pertama yang tujuh tahun lalu masih merangkak dari pusat perbelanjaan kecil di Akihabara.
Kemungkinan-kemungkinan diatas bisa berubah, bisa terjadi dan bisa tidak terjadi. Setlist ini bisa dimainkan, bisa juga tidak, karena lagu “JKT48” ini mungkin hanya bersifat sebagai singel tanpa diikuti oleh lagu-lagu setlist terkait, seperti singel JKT48 “Aitakatta”, juga sebenarnya merupakan bagian dari setlist A2, kenyataannya lagu tersebut hanya menjadi singel. Yang pasti perjuangan JKT48 masih panjang, dibutuhkan tujuh tahun lebih untuk AKB48, setidaknya sisa-sisa generasi pertama untuk bisa berdiri di panggung terbesar Jepang, Tokyo Dome, lalu bagaimana dengan JKT48? Berani untuk terus mendukung mereka tujuh tahun lamanya? (MFA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H