Baru-baru ini makin ramai saja pemberitaan konflik yang sedang terjadi di Syiria.  Konflik ini  terjadi akibat ketidak puasan rakyat Syiria terhadap pemerintahan Bashar Al-Asad. Yang kita tunggu-tunggu dalam konflik ini adalah peran dari negara-negara Arab yang secara historis dan geografis berdekatan dengan Syiria. Dalam konflik ini negara-negara Arab seakan kurang peduli terhadap konflik yang terjadi di Syiria. Lain tidak lain karena sikap induk semang mereka (Amerika Serikat) yang biasa ikut campur dalam setiap konflik yang terjadi kini pun mereka terkesan main aman. Seperti kita ketahui negara-negara Arab yang mayoritas penduduknya muslim merupakan sekutu Amerika Serikat.  Hubungan keduanya pun bagaikan induk semang dan anak buah. Mana mungkin anak buah berani kalau induk semangnya saja tak berani? Â
Namun sewaktu konflik Libya terjadi pada 2011 Russia seakan hanya diam dan tak ada tindakan nyata. Kini sewaktu konflik Syria berlangsung Russia bahkan terang-terangan akan membasmi pemberontak yang ingin menggulingkan rezim Bashar Al-Asad. Hal ini lah yang menyebabkan Amerika Serikat terkesan seperti peribasa orang jawa "Abang-abang lambe" yang memiliki arti "cuma omong doang" dalam gaul terkait penyelesaian konflik Syiria. Â Masih ingat dalam ingatan kita sewaktu terjadi perang saudara di Vietnam yang berlangsung antara 1957-1975 di mana hasil akhirnya tentara AS yang terkenal superpower di paksa pulang kandang oleh pejuang komunis Vietnam yang mendapatkan sokongan dari Uni Soviet (Russia kala itu). Â
Terakhir harapan penulis semoga negara-negara berpengaruh segera mengambil tindakan agar konflik ini segera berakhir dan jangan ada konflik lagi yang terjadi di dunia ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H