Mohon tunggu...
Fauzan Ardana N
Fauzan Ardana N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Nilai-nilai Pancasila di Museum Sonobudoyo Yogyakarta

2 Desember 2022   23:07 Diperbarui: 2 Desember 2022   23:22 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Museum Sonobudoyo didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda oleh sebuah yayasan yang bernama Java Instituut, yayasan ini bergerak di bidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali dan Lombok. Pendiri museum ini ialah Ir. Th. Karsten, P.H.W Sitsen dan S. Koperberg. Bangunan ini mengunakan tanah bekas "Schauten" atau tanah dari hadiah Sri Sultan Hamengkubowono VIII. Peresmian ini dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubowono VIII pada hari Rabu Wage tanggal 9 Ruwah 1866 Jawa dengan di tandai candra sengkala "Kayu Winayang Ing Brahamana Budha" atau tanggal 6 November 1935 Masehi.

Nilai-nilai Pancasila pada kunjungan saya di Museum Sonobudoyo. Diantaranya, pada Pancasila pertama yang berbunyi Ketuhanan yang Maha Esa. Kita dapat melihat realisasi keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu Ruang Klasik, Pusaka Islam, ruang ini memiliki koleksi kaligrafi yang indah, dan Sajadah dari anyaman, hal ini menandakan bahwa sebelum merdeka sudah ada kegiatan ibadah kepada Tuhan YME.

 Implementasi Sila kedua Pancasila yang berbunyi Kemanusiaan yang adil dan beradab. Di Museum Sonobudoyo terdapat Ruang Bali. Pada ruangan ini memiliki benda-benda peninggalan dari Bali. Kita dapat melihat Nekara, Patung Tari Keris dan Patung Masyarakat Tradisional. Patung-patung ini menggambarkan kehidupan sebuah masyarakat tradisional dalam keadaan damai. Merujuk pada Sila ketiga tentang Pancasila yang berbunyi Persatuan Indonesia. 

Di Museum Sonobudoyo ini terdapat beberapa dokumentasi dan diorama yang dikumpulkan dari berbagai daerah di Indonesia. Hal ini memadukan koleksi, unsur etnik, ras dan agama. Ini menunjukkan benda di museum Sonobudoyo sangat menghargai Persatuan serta Kesatuan Indonesia.

Penerapan Pancasila ke-empat, kita dapat melihat pada filosofi gamelan, Instrumen lagu yang dapat menciptakan paduan suara yang sangat baik. Dapat diartikan bahwa "Bermusyawarah dan bekerja sama dapat menghasilkan hasil yang baik". Pancasila ke-lima terlihat dari beberapa diorama Arca di Ruang Bali. Patung ini menunjukkan masyarakat tradisional yang bersemangat hidup bersama dalam perdamaian dan keadilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun