Mohon tunggu...
Ahmad Fauzan
Ahmad Fauzan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Diam Tertindas atau Bangkit Melawan

Bila yakin, berusaha dan mencoba tak ada yang tak mungkin.

Selanjutnya

Tutup

Money

Tebo Lai: Kopi Lebong Menembus Batas

14 April 2022   02:05 Diperbarui: 14 April 2022   02:56 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telo Lai, Kopi petik merah

Fauzanahmadud - Suguhan kopi panas menjadi hidangan wajib bagi tamu, hal itu pemandangan lumrah terlihat. Ya, kopi memang sudah menjadi minuman fovorit masyarakat Indonesia sejak duhulu.

Jika dulu kopi identik dengan kalangan tua,namun tidak dengan beberapa tahun terakhir. Terlihat dengan bermunculannya warung kopi, cafe dan kedai, mulai dari brand lokal hingga Internasional. Bahkan ngopi menjadi tren, gaya hidup kalangan muda Indonesia dan dunia.

Menurut Nurdianah, (2019). Mengonsumsi kopi sudah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari Euromonitor cafe di Indonesia selalu bertambah setiap tahun, bahkan pertumbuhannya meningkat sampai 16% setiap tahunnya. Hampir semua cafe di Indonesia selalu ramai oleh konsumen usia remaja dan dewasa. Karena saat ini cafe bukan hanya menjadi tempat untuk menikmati kopi, namun juga menjadi tempat untuk bertemu seseorang, tempat belajar untuk pelajar atau mahasiswa, bahkan sebagai tempat nongkrong kalangan muda. Adanya pergeseran atau perubahan fungsi dari sebuah tempat makan, seperti cafe ataupun restoran mengakibatkan adanya fenomena sosial dan budaya baru di dalam masyarakat karena perubahan perilaku dari masyarakat tersebut (Sholahuddin dalam Nurdianah, 2019).

Proses penjemuran tidak dibawah matahari lansung
Proses penjemuran tidak dibawah matahari lansung

Bicara soal kopi, rasanya tak lengkap jika tidak berkunjung ke Kabupaten Lebong dan mencicipi rasa khas kopi tanah rejang. Menurut data statistik, komuditi kopi Lebong dari rahun ketahun mengalami kenaikan. Ya, selain terkenal akan indahnya panorama alamnya, Lebong merupakan Kabupaten penghasil Kopi. Artinya kebanyakan petani di Lebong menggantungkan harapannya dengan komuditi Kopi, lantas bagaimana kesejahteraan petani Kopi di Lebong?

Berkunjung ke tanah dengan simboyan Bumi Swarang Patang Stumang. Didapati hamparan luas tanaman Kopi, namun luasnya lahan ternyata tidak menjamin kesejahteraan petaninya. Persoalannya bukan pada kualitas kopinnya, melainkan pengelolaan menjadi produk jadi siap dipasarkan sangatlah minim. Literasi, pencerahan dan pendampingan para petani sangatlah kurang, jauh lebih penting keterbukaan petani untuk dibina itu utamanya, tentu hal ini membutuhkan dukungan dari berbagai elemen.

Era digitalisasi sepatutnya menyadarkan kita akan keterbukaan informasi, hari ini apasaja bisa diakses bukan? sepatutnya hal tersebut dimanfaatkan, kalaulah kopi Lebong poduk jadi dan siap dipasarkan ketersediaanya merambah bukankah itu akan meningkatkan kesejahteraan petaninya. Hal itu ternyata menjadi semangat lahirnya brand kopi "Tebo Lai".

Biji Kopi petik merah
Biji Kopi petik merah "Tebo Lai"

"Tebo Lai" berasal dari bahasa masyarakat setempat, tepatnya suku rejang. "Tebo" berarti bukit dan "Lai" artinya besar, dapat disimpulkan bukit yang besar dan telah berhasil membina sekaligus bermitra dengan petani kopi setempat.

Brand yang beralamatkan di Desa Danau Liang tersebut mempunyai kebun inti kisaran 4 lentar dan berhasil membina petani dengan luas keseluruhan lahan 30 hektar. "Tebo Lai" telah berhasil memasarkat produknya di seluruh Indonesia bahkan, beberapa kesempatan telah mengikuti ajang festival kopi Internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun