Mohon tunggu...
Fauzan Adhima
Fauzan Adhima Mohon Tunggu... -

Lahir di Sumenep Pulau Madura. Anak bangsa yang menghendaki perubahan besar, hari ini, atau tidak samasekali.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menggagas Sang Maestro, Novelisasi Sosok Prabowo

1 April 2012   16:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:09 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah novel tentu memiliki daya gugah dan cukup ampuh sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai yang bermakna terhadap pembaca. Tak heran bila Aburizal Bakrie yang kerap disapa Ical memilih novel Anak Sejuta Bintang untuk mempublikasi kisah hidupnya, sejak kanak hingga dewasa. Tentu, Ical bukan tidak punya alasan, maksud dan tujuan. Plus minus sosok Ical bagi saya tidak terlalu penting karena saya tidak menaruh perhatian besar terhadap jejak dan kiprahnya.

Terus terang, perhatian saya saat ini lebih kepada sosok Prabowo Subianto yang menurut saya cukup relevan untuk diurai dan diajarkan kepada masyarakat pembaca sebagai calon pemimpin masa depan yang memiliki integritas, konsistensi dan keberpihakan yang jelas dalam memperjuangkan nasib rakyat, terutama masyarakat kecil (buruh, tani, nelayan) yang seringkali tertindas dan menjadi bancakan politik.

Memang, dalam jejak karir militernya, Prabowo dikenal sebagai jenderal kontroversial yang dikaitkan pada sejumlah dugaan seperti dugaan percobaan penculikan petinggi militer pada tahun 1983 ketika masih berpangkat Kapten; dugaan Pelanggaran HAM di Timor Timur pada tahun 1990-an; dugaan penculikan aktivis demokrasi pada tahun 1997 dan dugaan kerusuhan Mei 1998. Namun, dugaan itu sampai saat ini belum bisa dibuktikan kebenarannya. Sementara konsistensi pandangan dan sikap politik Prabowo dalam memperjuangkan kemandirian dan kepentingan rakyat sudah jelas terlihat.

Yang menarik adalah uraian dalam tulisan Kompasianer TI yang berjudul: MENYINGKAP SOSOK MAESTRO KEPEMIMPINAN NASIONAL, yang memaparkan bahwa dalam berbagai kesempatan Prabowo tiada henti-hentinya melantangkan seruan agar kemandirian bangsa Indonesia dapat dibangun secara kokoh lewat sikap politik luhur yang mengedepankan hak dan kepentingan rakyat. Sebagai negara agraris, Prabowo memahami bahwa ketahanan negara berada di atas kekuatan pangan, maka melindungi kepentingan petani adalah harga mati. “Kami telah mengusulkan kenaikan anggaran pertanian dalam APBN menjadi 10 persen.”

Bagian ini saja sudah sangat edukatif untuk disampaikan lewat sebuah novel, apalagi rekam jejak Prabowo muda yang penuh semangat dan berani menghadapi tantangan rasanya memang cukup menarik untuk dikisahkan.
Pada tanggal 26 april 1997, misalnya, Prabowo berhasil membawa Tim Nasional Indonesia ke Puncak Everest dan mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi dunia setelah mendaki melalui jalur selatan Nepal. Tim yang terdiri dari anggota Kopassus, Wanadri, FPTI, dan Mapala UI ini diprakarsai oleh Komandan Jendral Kopassus yang tak lain Mayor Jendral TNI Prabowo Subianto. Keberhasilan ekspedisi ini menjadikan Indonesia negara pertama dari kawasan tropis, sekaligus juga negara di Asia Tenggara pertama yang mencatat sukses menggapai puncak Everest.  (Wikipedia.org)
Lewat tulisan singkat ini saya ikhlas dinilai mengkampanyekan sosok Prabowo karena saya yakin inilah yang terbaik buat bangsa kita ke depan, ketimbang basa-basi dan kasak-kusuk politik penuh janji yang hanya mengahdirkan penderitaan rakyat. Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun