Media sosial saat ini menjadi salah satu platfrom informasi yang paling sering digunakan untuk semua kalangan, dari yang biasanya menggunakan surat kabar / koran, radio, media televisi, justru sekarang semua orang lebih lekat dengan smartphone dimana ada media sosial didalamnya, yang lebih mudah diakses dimana saja dan kapan saja.
Berbagai macam berita dan informasi dapat diakses dengan mudah saat ini dengan adanya media sosial, dan justru sekarang Masyarakat lebih mudah mendapatkan update di media sosial, baik itu X, Instagram, Youtube, Facebook, dan lainnya.
Tentu dengan mudahnya akses semua orang untuk mendapatkan informasi, dan mudah juga untuk mereka mendapatkan ruang untuk beropini dan berkomentar, dengan kemudahan tersebut tentu saja ada plus dan minus-nya, salah satu dampak dari media sosial adalah fenomena "Cancel Culture", dimana semua orang dengan mudah berkomentar dan beropini terhadap sebuah berita atau kejadian tang sedang terjadi.
"Cancel Culture" ini sendiri merupakan fenomena dimana orang -- orang berkomentar yang tertuju pada Perusahaan, figur publik, saat mereka telah melakukan hal -- hal yang di anggap menyinggung atau tidak pantas, komentar atau opini yang di lontarkan bisa berupa cacian, makian, atau hal yang berusaha untuk menyingkirkan orang tersebut.
Salah satu berita yang sedang ramai di perbincangkan dan mendapat "Cancel Culture" di Indonesia adalah, berita tentang seseorang Bernama Agus yang merupakan korban penyiraman air keras oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, lalu ada seorang relawan yang juga aktif membagikan kegiatannya di platfrom youtube Bernama Novi, yang membantu dan mengumpulkan donasi dari netizen yang bertujuan untuk keperluan pengobatan Agus, namun setelah terkumpul sejumlah uang donasi yang nilainya cukup besar, diduga Agus menyalahgunakan donasi tersebut, sehinggan Novi mengambil alih donasi tersebut untuk dikelola Yayasan, dan Agus justru melaporkan balik Novi ke pihak kepolisian yang dimana Novi telah membantunya, namun diduga Agud telah menyalahgunakan uang donasi tersebut.
Berita ini mencuat ke publik sehingga Agus terkena "Cancel Culture" hingga muncul serupa petisi dan komentar oleh netizen dan yang ikut menyumbang untuk donasi tersebut, yang komentarnya berisi untuk Agus mengembalikan uang tersebut.
Tentu saja fenomena "Cancel Culture" ini memang benar adanya, dimana semua orang yang dapat mengakses internet dan sosial media bisa berkomentar dan memberikan opininya terhadap suatu hal.
referensi :
https://tirto.id/kronologi-kasus-agus-air-keras-novi-pratiwi-petisi-balikkan-donasi-g4YZ