Mohon tunggu...
Pekik Aulia Rochman
Pekik Aulia Rochman Mohon Tunggu... Petualang Kehidupan Dimensi Manusia yang diabadikan dalam https://theopenlearner333.blogspot.com/

I can't do anything, I don't know anything, and I am nobody. But, I am An Enthusiast in learning of anything.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Gagal Produktif, Malah Overwork? Yuk, Tarik Napas Dulu!

2 Februari 2025   06:59 Diperbarui: 2 Februari 2025   13:23 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Overwork. Sumber: Freepik

Pendahuluan

Pernah nggak sih, merasa sudah kerja keras tapi kok hasilnya gitu-gitu aja? Kayak ngegas di treadmill---capek iya, tapi nggak ke mana-mana. Kadang kita berpikir, "Kalau kerja lebih banyak, pasti hasilnya lebih besar!" Eh, nyatanya? Yang makin besar malah lingkar hitam di bawah mata dan stok kopi di meja kerja.

Di era hustle culture, kita sering dituntut buat selalu produktif. "Kerja cerdas, bukan kerja keras," katanya. Tapi realitanya, banyak yang akhirnya terjebak kerja keras TANPA cerdas. Bukannya produktif, malah masuk kategori overwork. Bayangin, otak kayak laptop yang terlalu banyak buka tab, ujung-ujungnya not responding.

Tapi tenang, kamu nggak sendirian! Bahkan ilmuwan sudah turun tangan buat memastikan kalau kerja kebablasan itu bukan prestasi, tapi undangan VIP ke rumah sakit. Sebuah meta-analisis di The Lancet (2015) yang melibatkan 603.838 individu menemukan bahwa kerja lebih dari 55 jam per minggu meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 13% dan stroke hingga 33% dibandingkan mereka yang bekerja standar 35-40 jam per minggu.

Nggak cukup sampai di situ, studi di European Heart Journal (2017) juga mengungkap bahwa mereka yang bekerja lebih dari 55 jam per minggu punya risiko 40% lebih tinggi terkena fibrilasi atrium (gangguan irama jantung yang bikin jantung lebih drama dari sinetron) dibanding mereka yang kerja normal.

Jadi, kalau kerja keras bikin rekening nggak nambah tapi malah bikin jantung deg-degan (dan bukan karena jatuh cinta), itu tandanya waktunya evaluasi! 

Jadi, mari kita kupas bareng---apa sih bedanya produktif dan overwork? Gimana cara tahu kapan harus stop? Dan yang terpenting, gimana caranya tetap menghasilkan tanpa harus jadi zombie kantor? Yuk, kita bahas lebih dalam di bab berikutnya! 

Produktif vs. Overwork: Apa Bedanya?

Di zaman sekarang, kita sering mendengar kalimat motivasi ala "Kerja keras nggak akan mengkhianati hasil!" Tapi, kalau kerja kerasnya bablas, yang ada malah tubuh yang berkhianat duluan. Jadi, sebenarnya, apa sih bedanya produktif dan overwork?

Produktif: Kerja Cerdas, Hasil Maksimal

Produktif itu ibarat memasak dengan resep yang jelas---bahan pas, bumbu cukup, hasilnya enak. Dalam dunia kerja, produktif berarti:

  • Punya tujuan kerja yang jelas

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Worklife Selengkapnya
    Lihat Worklife Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

    Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

    7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun