Mohon tunggu...
P.Aulia Rochman
P.Aulia Rochman Mohon Tunggu... Penulis - Petualang Kehidupan Dimensi Manusia yang diabadikan dalam https://theopenlearner333.blogspot.com/

I can't do anything, I don't know anything, and I am nobody.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Isra Mi'aj: Perjalanan Fisik atau Spiritual? Mengungkap Hakikat di Balik Peristiwa Ilahi

27 Januari 2025   12:07 Diperbarui: 27 Januari 2025   12:07 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan

Isra Mi'raj sering kali dipahami sebagai peristiwa luar biasa yang terjadi dalam semalam---perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha. Secara historis, umat Islam menerima kisah ini sebagai mukjizat yang menunjukkan kekuasaan Allah. Namun, di balik aspek fisiknya, Isra Mi'raj menyimpan makna spiritual yang lebih dalam: perjalanan jiwa menuju kesempurnaan dan penyaksian hakikat Tuhan. Sayangnya, pemahaman ini kerap terlewat, dan Isra Mi'raj lebih sering dipandang sebatas kisah perjalanan luar biasa daripada simbol dari perjalanan batin yang dapat dialami oleh setiap insan.

Di era modern yang penuh distraksi dan hiruk-pikuk kehidupan, manusia semakin jauh dari refleksi spiritual. Kehidupan yang serba cepat dan materialistis sering kali menjauhkan kita dari pencarian makna sejati. Kita terjebak dalam rutinitas tanpa memahami arah tujuan spiritual yang lebih tinggi. Dalam konteks ini, Isra Mi'raj menjadi sangat relevan---bukan hanya sebagai peristiwa historis, tetapi juga sebagai inspirasi bagi siapa saja yang ingin mencari jalan kembali kepada-Nya. Bagaimana kita dapat menjalani mi'raj kita sendiri di tengah hiruk-pikuk dunia? Bagaimana perjalanan batin menuju Tuhan masih bisa dilakukan di zaman yang serba sibuk ini? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi refleksi penting dalam memahami Isra Mi'raj sebagai cetak biru perjalanan spiritual.

Artikel ini bertujuan untuk menggali makna Isra Mi'raj dari perspektif hakikat, mengeksplorasi dimensi spiritual yang sering terabaikan. Dengan memahami lebih dalam, kita dapat menemukan pelajaran berharga untuk kehidupan spiritual kita, menjadikannya sebagai inspirasi dalam perjalanan menuju kesempurnaan diri dan kedekatan dengan Allah.

Isra Mi'raj: Makna Lahir dan Batin

Isra Mi'raj adalah salah satu peristiwa paling agung dalam sejarah Islam yang tidak hanya bersifat fisik tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Perjalanan ini dijelaskan dalam Al-Qur'an, khususnya dalam QS. Al-Isra: 1 yang berbunyi:

"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Al-Isra: 1)

Dalam hadis shahih, Rasulullah SAW juga bersabda tentang perjalanan ini dengan detail, menceritakan bagaimana beliau dibawa oleh Buraq, ditemani oleh Malaikat Jibril, serta diperlihatkan berbagai tanda kebesaran Allah di langit.

Secara lahiriah, Isra Mi'raj adalah perjalanan fisik yang menegaskan keagungan Allah dalam memperjalankan Nabi-Nya melampaui batas-batas duniawi. Namun, secara batiniah, perjalanan ini memiliki makna simbolis yang dapat diterapkan dalam kehidupan spiritual manusia. Masjidil Haram melambangkan tempat yang suci, pusat tauhid, dan awal dari perjalanan menuju cahaya. Sementara Masjidil Aqsa melambangkan tujuan pencapaian kesucian dan kebijaksanaan spiritual. Perjalanan ini merepresentasikan perjalanan batin manusia dari gelapnya ketidaktahuan menuju cahaya ilmu dan kesadaran spiritual.

Dalam konteks kehidupan pribadi, Isra Mi'raj juga mengandung pesan yang mendalam tentang bagaimana manusia sering menghadapi berbagai cobaan dan penderitaan sebelum mencapai pencerahan dan kedekatan dengan Tuhan. Rasulullah SAW mengalami tahun penuh kesedihan sebelum peristiwa ini, dengan wafatnya Khadijah, istri tercinta, dan Abu Thalib, pelindung setianya. Namun, peristiwa Isra Mi'raj menjadi penghiburan ilahi yang membuktikan bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan, setelah kegelapan akan datang cahaya.

Perjalanan ini juga dapat diinterpretasikan sebagai refleksi perjalanan spiritual setiap individu yang harus melewati berbagai tantangan dan cobaan untuk mencapai maqam spiritual yang lebih tinggi. Dalam kehidupan modern yang penuh distraksi dan ujian, Isra Mi'raj mengajarkan bahwa kesabaran, keteguhan iman, dan usaha yang sungguh-sungguh adalah kunci untuk mendekat kepada Allah.

Dengan memahami Isra Mi'raj sebagai simbol perjalanan batin, kita dapat belajar bahwa kehidupan ini adalah proses pendakian menuju kesempurnaan spiritual. Setiap individu memiliki potensi untuk "bermi'raj" dalam dirinya sendiri, melampaui keterbatasan duniawi menuju cahaya kebenaran yang hakiki.

Dimensi Hakikat dalam Isra Mi'raj

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun