Mohon tunggu...
P.Aulia Rochman
P.Aulia Rochman Mohon Tunggu... Penulis - Petualang Kehidupan Dimensi Manusia yang diabadikan dalam https://theopenlearner333.blogspot.com/

I can't do anything, I don't know anything, and I am nobody.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Islam sebagai Kedamaian Universal: Menemukan Harmoni di Tengah Perbedaan

1 Januari 2025   01:10 Diperbarui: 1 Januari 2025   01:10 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by ekrem from Pixabay

Pendahuluan: Menjawab Tantangan Dunia Modern

Di tengah dunia yang dipenuhi konflik, perbedaan pandangan, dan krisis nilai, ajaran Islam menawarkan solusi yang sangat relevan: kedamaian universal. Islam, yang berasal dari kata "salaam", berarti damai, keselamatan, dan penyerahan diri kepada Allah. Namun, makna kedamaian dalam Islam jauh melampaui batas ritual dan identitas formal, menjadi nilai universal yang dapat diadopsi oleh siapa saja yang mencari harmoni dalam hidup. Bagaimana Islam menawarkan kedamaian sejati dalam konteks modern? Artikel ini akan mengeksplorasi nilai-nilai universal Islam sebagai jembatan kedamaian di tengah keberagaman dan tantangan global, serta langkah-langkah untuk menghidupkannya.

Kedamaian yang Tidak Terbatas pada Identitas

Al-Qur'an dalam QS. Al-Baqarah (2:208) menyerukan kepada umat manusia untuk masuk ke dalam kedamaian secara total: "Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia adalah musuh yang nyata bagimu." Ayat ini menegaskan bahwa Islam sebagai jalan hidup membawa manusia kepada kedamaian sejati. Islam mengajarkan kedamaian tidak hanya sebagai hubungan vertikal dengan Tuhan tetapi juga sebagai harmoni horizontal dengan diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan sekitar.

Islam juga menggarisbawahi nilai-nilai universal yang melampaui batas agama dan budaya. Dalam QS. Al-Ma'idah (5:48), Allah berfirman: "Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan." Ayat ini menunjukkan bahwa perbedaan adalah bentuk ujian dan peluang untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, bukan alasan untuk konflik.

Islam tidak hanya menjadi identitas formal, tetapi juga cara hidup yang dapat dirasakan oleh siapa saja yang mencari kedamaian dalam hidupnya. Nilai-nilai seperti kejujuran, kasih sayang, dan penghormatan terhadap sesama adalah inti dari Islam, menjadikannya relevan dalam setiap konteks sosial, budaya, dan geografis.

Islam dan Harmoni Batin

Kedamaian sejati dimulai dari dalam diri. QS. Ar-Ra'du (13:28) menyatakan: "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." Prinsip ini mengajarkan bahwa ketenangan batin adalah kunci untuk mencapai harmoni sosial. Ketika seseorang menyerahkan dirinya kepada Allah, ia mampu melepaskan ego dan menerima kehidupan apa adanya. Penyerahan total kepada Allah adalah inti dari Islam sebagai jalan menuju kedamaian sejati.

Dalam konteks dunia modern, banyak individu yang mengalami tekanan mental akibat tuntutan hidup, persaingan, dan ekspektasi sosial. Islam menawarkan solusi melalui praktik spiritual seperti shalat, dzikir, dan doa, yang menghubungkan individu dengan Sang Pencipta. Dalam penyerahan ini, manusia tidak lagi merasa harus mengontrol segalanya, melainkan belajar untuk percaya kepada rencana Tuhan. Hasilnya adalah kedamaian batin yang memampukan individu menjalani hidup dengan lebih tenang dan bersyukur.

Kedamaian Sosial di Tengah Keberagaman

Islam juga menekankan pentingnya menciptakan kedamaian sosial di tengah keberagaman. QS. Al-Hujurat (49:13) menyatakan: "Wahai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa." Ayat ini menegaskan bahwa manusia diciptakan berbeda-beda bukan untuk berpecah belah, tetapi untuk saling mengenal dan memahami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun