Mohon tunggu...
fauzan efendi
fauzan efendi Mohon Tunggu... -

mengajar di mts n wonosobo (GTT)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan

3 Desember 2011   02:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:54 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perempuan,, yah mungkin mereka adalah mahluk yang paling tidak mempunya kepercayaan diri di muka bumi ini.

Bayangkan saja, ketika mereka harus keluar rumah_hanya sekedar membelikan jajan anaknya di warung sebelah_mereka membutuhkan waktu 15 menit lebih untuk berdandan. Apalagi kalau ada acara kondangan, biasanya waktu yang di dunakan lebih dari satu jam untuk memoles diri.

Menangkap peluang ini,,muncullah berbagai macam produk kecantikan. Dari mulai yang menawarkan kecantikan secara instan, sampai yang mengklaim bahwa produknya alami bebas bahan kimia dan pengawaet he he.

Setali tiga uang,,para mahluk tuhan yang satu ini (perempuan) akan berbondong-bondong untuk mencoba segala merek dari merek A sampai merek Z. Berbagai cerita pula yang mereka alami, dari mulai bintik-bintik merah menghiasi wajah karena akibat tidak cocok dengan kosmetiknya, ada yang kulitnya mengelupas seperti terbakar matahari dan banyak lagi cerita lainya. Terkadang slentingan obrolan mereka kerap terdengar samar-samar” coba yang ini jeng, kayaknya kulit jeng cocok dengan punya saya” he he

Sempat juga rasa heran hinggap di kepala saya ketika melihat ibu guru_dengan dandanan menor super tebal_sedang memarahi murid perempuanya. Kamu ini masih kecil sudah suka dandan pake bedak tebal, pake lipstik, mau jadi apa kamu kalo besar nanti. Si murid pun nylonong sambil mengusap lipstik di bibirnya dan menggerutu seraya bilang setengah berbisik_”saya mau juga dong bu terlihat cantik dan menor seperti ibu, emangnya ibu aja yang pengen di kagumi cowok-cowok”__wow... ini realita hidup yang di hadapi generasi Z he he jadi ingat tulisan teman tentang generasi Z. Figur guru yang katanya harus di gugu(di patuhi) dan di tiru saja terhanyut dalam realita kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun