Mohon tunggu...
fauzan sulaiman
fauzan sulaiman Mohon Tunggu... Guru - pegawai swasta

suka kuliner

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Galih dan Jalan Menuju Tobat

15 Juni 2024   06:35 Diperbarui: 15 Juni 2024   06:46 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Galih terpaku pada layar mesin judi di depannya. Wajahnya pucat pasi, matanya merah karena begadang, dan rambutnya kusut masai. Ia baru saja kalah lagi, dan tumpukan chip di depannya semakin menipis. Galih sudah kecanduan judi sejak lama. Ia menghabiskan semua waktunya di kasino, dan semua uangnya habis untuk taruhan.

Suatu malam, saat Galih duduk di kursi favoritnya di kasino, ia melihat seorang wanita cantik bernama Claudia. Claudia memiliki rambut panjang berwarna coklat, mata biru yang berkilauan, dan senyum yang menawan. Galih langsung jatuh cinta pada Claudia.

Claudia bukan seperti wanita lain yang sering Galih temui di kasino. Dia cerdas, baik hati, dan tidak tertarik dengan uang. Galih mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengan Claudia, dan dia mulai lupa tentang judi.

Suatu hari, Claudia mengajak Galih untuk pergi ke gereja. Galih awalnya ragu, tetapi dia akhirnya setuju. Saat mereka duduk di bangku gereja, Galih merasakan ketenangan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia mendengarkan khotbah dengan seksama, dan dia mulai merasa menyesal atas semua dosa yang telah dia lakukan.

Setelah kebaktian gereja, Galih berbicara dengan Claudia tentang perasaannya. Dia mengatakan bahwa dia ingin berhenti berjudi mix parlay dan menjadi orang yang lebih baik. Claudia senang mendengarnya, dan dia menawarkan untuk membantunya.

Dengan bantuan Claudia, Galih perlahan-lahan mulai sembuh dari kecanduannya. Dia berhenti bermain judi, dan dia mulai menghabiskan lebih banyak waktu untuk hal-hal yang lebih penting dalam hidupnya, seperti keluarga dan teman-temannya.

Galih dan Claudia akhirnya menikah, dan mereka hidup bahagia selamanya. Galih selalu bersyukur kepada Claudia karena telah membantunya menemukan jalan menuju tobat.

Cerita ini menunjukkan bahwa selalu ada harapan bagi orang yang ingin berubah. Bahkan orang yang telah melakukan kesalahan besar dapat menemukan pengampunan dan memulai hidup baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun