Semua orang telah memahami bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Di dalamnya terdapat ajaran yang lengkap, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Keberadaan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad diyakini dapat menjamin tercapainya kehidupan yang sejahtera secara fisik dan mental. Terdapat panduan tentang bagaimana manusia seharusnya memandang hidup dan kehidupan ini dengan makna yang luas.
Agama Islam secara khusus mengakui keberadaan keragaman dan perbedaan, baik dalam hal agama, ras, dan budaya, sebagai bagian dari kehendak Allah. Dalam pandangan Islam, perbedaan antara seorang Muslim dan non-Muslim terletak pada keyakinannya yang tercermin dalam penerimaan agama Islam.Â
Banyak negara yang mengklaim sebagai negara demokrasi, namun tidak mengakui adanya keberagaman dalam kehidupannya sehingga terjadi segregasi dalam berbagai bentuk. Keberagaman erat kaitannya dengan hak hidup kelompok masyarakat yang ada dalam satu komunitas di mana setiap komunitas memiliki budayanya sendiri (Mukzizatin, 2019).
Segmentasi sosial terjadi ketika masyarakat terbagi ke dalam kelompok kecil yang dibedakan berdasarkan ras, suku, dan agama masing-masing. Akibatnya, pergaulan antar individu menjadi terpisah karena mereka lebih memilih untuk berinteraksi dengan orang yang memiliki suku, ras, dan agama yang sama. Hal ini dianggap lebih mudah untuk berkomunikasi, memiliki ikatan batin yang sama, dan memiliki banyak kesamaan (Koentjaraningrat dalam Mukzizatin 2019:162).
Indonesia merupakan negara yang pluralistik di mana terdapat beragam agama dan suku, namun semua perbedaan tersebut digabungkan oleh prinsip Pancasila sebagai ideologi penyatuan.Â
Meskipun mayoritas beragama Islam, namun sistem norma dan dasar hidup di Indonesia bukanlah Islam, melainkan Pancasila yang berlandaskan pada sistem demokrasi dan hukum. Walaupun sebenarnya Indonesia bukanlah sebuah Negara Islam, namun tidak dapat disangkal bahwa Indonesia merupakan negara yang seluruh peraturan dan sistem kenegaraannya tidak boleh melanggar prinsip-prinsip Islam yang terdapat dalam Al-Qur'an.
Dalam membangun masyarakat yang harmoni dimana setiap warga masyarakat tentunya harus saling membangun kerjasama antara satu sama lain. Dimana sebagai makhluk sosial perlu nya adanya interaksi satu arah untuk membangun satu tujuan yg sama. Tentunya Islam mengajarkan kepada kita tentang nilai-nilai kemasyarakatan dan bagaimana cara membentuk masyarakat yang harmonis sesuai nilai nilai Islam.
Berikut terdapat 2 cara bagaimana membangun masyarakat masyarakat harmonis sesuai dengan nilai nilai Islami
Pertama, Menjunjung tinggi toleransi antar perbedaan baik suku, ras agama, bahasa dan budaya.
Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi nilai toleransi hal ini dapat dilihat pada ayat Al Qur'an dimana Allah berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 10-11 yang artinya:
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim."