"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga)." QS. Annur: 26
Beberapa waktu yang lalu, sempat terbersit dalam hati, apa maksud dari ayat di atas. Saya sempat kebingungan untuk menafsirkan dan memaknai ayat ini. Apa kira-kira maksudnya?
Waktu itu, seperti biasa setiap selesai shalat, saya sekuat tenaga menyempatkan diri membaca Al-Qur'an meskipun hanya dapat beberapa ayat saja. Biasanya diawali dengan membuka Al-Qur'an secara acak (random), lalu membaca ayat-ayat yang terbuka itu. Dengan pemahaman yang masih ala kadarnya, saya sering menemukan jawaban-jawaban bernas atau solusi ampuh dari hal-hal yang tengah terpikirkan atau hal-hal yang memang sedang membutuhkan jawaban.
Sahabat pembaca kompasiana, mungkin bisa mencobanya:
- Yang saat ini sedang punya masalah besar,
- Sedang terlilit hutang yang tertagih,
- Sedang menghadapi piutang yang tidak kunjung terbayar (Ini juga masalah lho),
- Sedang dilanda galau stadium 4, atau
- Yang saat ini tengah menikmati keberkahan hidup,
- Sedang mendapat nikmat yang luar biasa,
- Tengah mendapat rezeki yang tak terduga,
Cobalah menyempatkan membuka Al-Qur'an secara acak, lalu membaca dan memahaminya sebisa mungkin. Insha Allah akan diperlihatkan sebuah jawaban atas peristiwa yang sedang kita lalui. Saya jadi teringat kata-kata Dr. Muhammad Iqbal, seorang pemikir modern dari Pakistan. Dia berkata, "Saat engkau membaca Al-Qur'an, bayangkanlah seolah-olah ayat-ayat itu sedang diturunkan dan memang diturunkan untukmu."
Kalau ingin membuktikan, coba ajah!
Kembali kepada ayat di atas, Surat An-Nuur: 26, setidaknya saya memperoleh 2 pertanyaan yang menyeruak dalam hati saat membaca dan merenungi ayat ini.
Pertama, apakah ayat ini berbentuk peringatan? atau
Kedua, apakah ayat ini berbentuk kepastian?
Sampai hari ini saya belum menemukan makna yang paling tepat untuk 2 pertanyaan di atas. Tapi saya jadi tahu, bagaimana cara terbaik untuk memperlakukan ayat ini, apalagi ketika membacanya, seraya membayangkan seolah-olah ayat ini tengah diturunkan kepadaku.
Sungguh, saya juga masih jauh dari kriteria sebagai laki-laki mahal. Masih banyak dosa dan kesalahan yang saya lakukan. Namun, dengan terus memperbaiki diri, insha Allah diri kita akan menjadi lebih baik dan semakin baik. Terus mengevaluasi dan terus bermuhasabah.
Saya, Ahmad Fauz Andanusy, Salam Semangat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H