Mohon tunggu...
Faustina Helena
Faustina Helena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication Student

Your life is as good as your mindset

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Minimalis: 8 Hari Tantangan Decluttering

19 Maret 2021   01:06 Diperbarui: 19 Maret 2021   01:28 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.tinkerlust.com

Sahabat minimalis pasti sudah tidak asing lagi mendengar kata "decluttering". Decluttering adalah suatu kegiatan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dan merapikan barang yang sudah tidak diperlukan lagi. Proses kegiatan ini dapat diatur sedemikian rupa, mulai dari barang yang sering digunakan hingga yang sudah tidak digunakan namun masih layak pakai. Kegiatan ini akan menjadi menyenangkan jika kita melakukannya tanpa beban.

Banyaknya kebutuhkan manusia sering kali memicu perilaku konsumtif. Perilaku ini akan sangat berdampak pada kondisi rumah dimana akan terjadi penumpukan barang. Menurut Nurulhikmah, S. (2020, h. 15) saat ini kebutuhan manusia berkembang menjadi sebuah gaya hidup. Banyaknya terpaan produk yang diberikan melalui media sosial memicu seseorang berperilaku konsumtif. Bagi mereka yang memiliki pandangan hidup minimalis tentu tidak akan hanyut dalam tradisi tersebut. Seseorang yang memiliki gaya hidup minimalis akan membedakan kebutuhan dan keinginannya. Selain itu, usaha yang dilakukan dalam memulai gaya hidup minimalis akan berbeda satu dengan yang lainnya. Hidup minimalis bukan suatu ajang perlombaan tetapi bagaimana kita dapat mengatur aspek kehidupan menjadi lebih bermanfaat, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain.

Komunitas Minimalistmoms.id adalah wadah bagi para ibu dan calon ibu di Indonesia untuk dapat belajar bersama dalam proses hidup minimalis. Komunitas ini memberikan banyak informasi mengenai berbagai macam tahapan yang harus dilakukan untuk dapat mewujudkan gaya hidup minimalis. Salah satu kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh komunitas ini adalah #PrelovedtoReloved. Melalui kegiatan tersebut, seluruh anggota komunitas dapat berbagi cerita dan pengalaman mengenai proses decluttering yang sudah dilakukan di rumah.

Dari kunjungan online yang saya lakukan melalui akun Instagram, Website, dan bergabung ke dalam grup Telegram, saat ini para anggota sedang mengikuti tantangan #DeclutteringDaysChallenge. Program ini merupakan kegiatan "menyingkirkan" barang dan mengelompokkannya ke dalam tiga jenis, yakni barang layak pakai, barang rusak yang dapat diperbaiki, dan barang tidak layak guna. Program ini diselenggarakan selama 8 hari dengan agenda yang dirancang sedemikian rupa untuk menjadi pedoman anggota pada saat melakukan tantangan tersebut. Selain itu, barang-barang layak pakai yang telah mengalami proses decluttering dapat didonasikan kepada mitra komunitas, yakni Bberes ID dan Yayasan Amal Khair Yasmin. Adanya kerja sama yang baik antarkomunitas memberikan banyak manfaat kepada semua anggota untuk saling berbagi kepada sesama manusia yang membutuhkan.

Melalui kunjungan tersebut, banyak hal dan pengalaman baru yang saya dapatkan. Penerapan hidup minimalis telah saya lakukan di rumah dan saat ini fokus decluttering dimulai dari meminimalisir baju dan buku yang sudah tidak digunakan lagi. Konsistensi merupakan kunci dari keberhasilan hidup minimalis. Oleh karena itu, semangat yang terus diutarakan dalam komunitas menjadi acuan bagi saya untuk mulai konsisten dalam mencapai tujuan tersebut.

Dalam proses kunjungan komunitas, saya mendapat banyak sekali informasi dari pengalaman pribadi masing-masing anggota terkait penerapan hidup minimalis. Tentu tidak mudah bagi seseorang dalam memulai gaya hidup tersebut. Bagi seorang ibu rumah tangga yang memiliki balita, mereka akan mengalami kesulitan dalam melakukan proses decluttering. Dari berbagai persoalan yang muncul, saya berusaha untuk mengumpulkan data. Tujuan dari pengumpulan data tersebut adalah untuk melihat apa yang menjadi persoalan anggota ketika ingin merealisasikan gaya hidup minimalis. Proses pengumpulan data dapat dilakukan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai permasalahan yang muncul pada masing-masing anggota. Hal ini yang dapat kita gunakan untuk menganalisis perilaku sosial anggota komunitas sehingga pada akhirnya kita dapat menemukan berbagai cara untuk memecahkan persoalan agar tujuan hidup minimalis dapat terealisasikan.

Daftar Pustaka

Nurulhikmah, S. (2020). Minimalisme Studi Kasus 3 Perempuan Bergaya Hidup Minimalis. (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin). Diakses dari http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/2041/   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun